Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menekankan pentingnya edukasi siaga bencana, tawuran hingga setop perundungan sejak dini, khususnya di lingkungan sekolah.
 
"Isu mengenai setop perundungan, antisipasi tawuran dan kesehatan reproduksi perlu ditanamkan sedari dini pada generasi muda," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Jumat.
 
Menurut Dhany, sejak dini perlu adanya tahapan edukasi yang dilakukan orang tua ataupun guru kepada anak usia dini hingga remaja terkait kasus-kasus yang marak terjadi.
 
"Sehingga mereka benar-benar bisa memahami dan menjadi agen sosial dalam penanganan bencana, setop perundungan dan tawuran serta kesehatan reproduksi," ujar Dhany.

Baca juga: Lima pelajar jadi tersangka karena bawa senjata
 
Dhany mengapresiasi kegiatan rutin yang berupa seminar yang merupakan kolaborasi organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO/LSM) Serikat Islam Tanggap Bencana (Sigap) bersama Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Unik Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait.
 
Pada Rabu (9/10) lalu, sebanyak 111 pelajar SMA Negeri 10 Jakarta mengikuti seminar sehari pelajar tangguh dalam kebencanaan, antisipasi tawuran dan kesehatan reproduksi.
 
Tidak hanya mengedukasi dari aspek medis, materi yang disampaikan juga berisi pesan moral tentang dampak dan saran norma agama serta budaya yang berlaku di tengah masyarakat.
 
Siswa juga diberikan pemahaman terkait kesiapsiagaan bencana banjir, kebakaran dan gempa bumi.

Baca juga: Polisi tangkap pelaku tawuran di Sawah Besar yang tewaskan pelajar
 
Pada awal September 2024, polisi menangkap pelaku tawuran di bawah jembatan layang kereta api di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Besar Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang menewaskan seorang pelajar.
 
Aksi tawuran terjadi pada Minggu (8/9) dini hari pukul 03.00 WIB dan menewaskan seorang pelajar asal Tanjung Priok berinisial MF (17).
 
Lalu, akhir September 2024 Kepolisian menetapkan lima pelajar sebagai tersangka karena membawa senjata tajam untuk tawuran dan menyiram anggota Kepolisian dengan air keras di kawasan Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, pada Senin (30/9) malam.
 
Salah satu pelajar, tersangka berinisial YP (16) sempat menyiramkan air keras ke arah Bripda FAA hingga dirawat di rumah sakit. Sementara, empat tersangka lainnya, yaitu MR (17), DW (15), ANY (16) dan RF (14) yang merupakan anak di bawah umur, mulai berusia 14 tahun dan ada 16 tahun.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024