"Sepuluh pekerja pemilihan umum, termasuk empat perempuan, dan seorang anak kecil meninggal setelah bom pinggir jalan meledak di pinggiran Ibu Kota provinsi tersebut, Aybak, Sabtu larut malam," kata Kepala Polisi Provinsi tersebut Akram Bigzad kepada Xinhua.
Ia mengatakan semua korban sedang melakukan perjalanan dari satu tempat pemungutan suara ketika bus nahas yang mereka tumpangi jadi korban ledakan bom di provinsi itu, 215 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Nasional Afghanistan, Kabul, demikian laporan Xinhua, Minggu siang.
Pada Sabtu, pemilih di Afghanistan mulai memberi suara mereka dalam babak kedua pemilihan presiden --yang menandai penyerahan kekuasaan pertama dari seorang pemimpin terpilih ke pemimpin terpilih lain dalam sejarah Afghanistan.
Pemberi suara memilih antara Abdullah Abdullah dan mantan ahli ekonomi Bank Dunia Ashraf Ghani Ahmadzai untuk menggantikan Presiden Hamid Karzai. Tak seorang pun dari delapan calon dalam babak pertama pemungutan suara menerima 50 persen suara yang diperlukan dalam pemilihan umum 5 April.
Serangan pimpinan Taliban terhadap tempat pemungutan suara merenggut 20 nyawa warga sipil, seorang staf pemilihan umum dan 26 personel pasukan keamanan pada hari itu. Lebih dari 60 gerilyawan Taliban tewas sementara lebih dari 100 personel pasukan keamanan dan warga sipil cedera dalam kerusuhan selama proses pemilihan umum.
Empat pengamat pemilihan umum dari seorang calon menderita luka serius dalam peristiwa serupa di Provinsi Herat, Afghanistan Barat pada Sabtu.
Pada hari yang sama, Taliban memotong jari 11 pemilih di Herat, 640 kilometer di sebelah barat Kabul.
Hasil awal pemungutan suara tersebut akan diperoleh pada 2 Juli sedangkan hasil akhir pemilihan presiden itu akan diumumkan pada 22 Juli.
(C003)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014