Kondisi ini berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara importir kakao
Makassar (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pengusaha Kakao Indonesia (Askindo) Sulsel, Yusa Rasyid Ali, mengatakan peningkatan kapasitas industri pengolahan kakao dan produksi cenderung stagnan.
"Kondisi ini berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara importir kakao," kata Yusa, Sabtu.
Iia mengatakan, sejak bea keluar kakao diterapkan pada 2010, dalam waktu dua tahun kapasitas industri sudah meningkat lebih dari 100 persen atau mecapai 600.000 ton.
Sementara produksi kakao masih di bawah 500.000 ton. Saat ini produktivitas kakao di Indonesia sebesar 300 kilogram per hektare masih cukup rendah. idealnya produktivitas kakao bisa mencapai 2 ton per hektare per tahun.
Untuk produksi kakao Sulsel per tahunnya, lanjut dia, mencapai 100 ribu ton, sementara kapasitas produksi bahan baku industri kakao nasional sebesar 600 ribu ton per tahun.
Kontribusi Sulsel terhadap pemenuhan baku industri kakao nasional diakui masih cukup baik dibanding dengan daerah sentra penghasil kakao lainnya.
"Namun demikian, masih diperlukan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan volume produksi kakao Sulsel," katanya.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014