Sao Paulo (ANTARA News) - Angela, gadis berusia enam tahun, tampak bersemangat mengikuti irama musik latin sambil menggoyang-goyangkan badannya yang mungil.

Rambut pirang yang diikat dua, pipi dihiasi rona merah, kostum tradisional berwarna merah, serta kaos kaki warna putih sampai lutut, membuatnya tampak lebih dewasa dibanding usianya.

Ditemani kedua orang tuanya, gadis berkulit putih bersih itu, bersiap mengikuti Festa Junina atau Pesta Bulan Juni yang digelar di sebuah lapangan di kawasan Diadema, selatan kota Sao Paulo, Brazil, Sabtu (Minggu WIB).

Sore itu, suasana tampak masih sepi, baru puluhan orang yang datang untuk sekedar melihat-lihat sekitar 20 stand yang menyediakan berbagai jenis makanan, minuman dan juga permainan anak-anak.

"Nanti juga ramai karena sekarang warga disini masih beribadah di gereja," kata Ferdinand Doren, warga Indonesia yang sudah menetap selama 15 tahun di Sao Paulo.

Ferdinand yang oleh warga sekitar akrab dipanggil Fernando, adalah seorang pastur dan merupakan tokoh agama yang dihormati warga setempat.

Mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua yang baru datang ke lokasi pesta rakyat itu, langsung menyalami pria asal Larantuka, Flores tersebut.

Sekitar pukul 19.00 waktu setempat, satu persatu warga pun berdatangan dan secara perlahan suasana mulai tambah meriah. Lapangan yang berukuran sekitar 30x50 meter yang biasa digunakan untuk parkir bus itu dipadati sekitar 300-an orang.

Angela pun menjadi semakin bersemangat teman-teman sebaya mulai berdatangan. Anak-laki menggunakan topi yang terbuat dari jerami, sementara yang perempuan menggunakan kostum daerah utara Brazil. Salah satu di antaranya menggunakan baju pengantin berwarna putih.

"Malam ini acara tarian-tarian memang khusus untuk anak-anak, kalau untuk remaja besok malam," kata Ferdinand yang juga menjadi panitia.

Suasana malam itu tampak begitu hangat, karena pengunjung saling sapa dalam suasana penuh akrab. Kengerian akibat berita-berita menyeramkan mengenai tingkat kriminalitas yang tinggi di kota besar di Brazil, sirna seketika.

"Oh.. Anda dari Indonesia? Wah jauh sekali. Semoga Anda betah tinggal di Sao Paulo," kata seorang pengunjung pria berusia sekitar 50 tahun kepada Antara saat diperkenalkan oleh Ferdinand.

Karena Festa Junina bertepatan dengan Piala Dunia 2014, topik pembicaraan pun tidak terlepas dari pesta sepak bola terbesar di dunia itu.

Rasa Syukur

Festa Junina yang juga dikenal sebagai festa de Sao Joao dalam bahasa Portugal, adalah semacam perayaan tahunan yang tujuan utamanya menunjukkan rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan masyarakat petani di pedesaan.

Pesta rakyat ini pertama kali diperkenalkan oleh penjajah Portugal pada periode 1500-1822 dan umumnya dirayakan di Brazil bagian utara yang merupakan daerah pertanian.

Sebagaimana lazimnya sebuah pesta rakyat, yang ditampilkan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, seperti pakaian tradisional, makanan khas, serta tari-tarian quadrilha yang dibawakan beramai-ramai.

Seperti halnya di Portugal dan negara-negara Skandinavia, Festa Junita juga dirayakan saat pesta pernikahan dan quadrilha akan menampilkan beberapa beberapa pasangan yang menari dengan membentuk lingkaran mengitari mempelai.

Tarian rakyat quadrilha adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Festa Junina. Tarian biasanya melibatkan sampai 30 pasangan yang berkostum warna-warni dan diadaptasi dari tarian asal Perancis pada abad ke-17.

Berbeda dengan dari negara asal, adaptasi tarian quadrilha di Brazil menjadi lebih rumit karena sebelum tarian dimulai, ditampilkan sebuah cerita tentang seorang perjaka yang dipaksa menikahi gadis yang sedang mengandung.

Pesta rakyat tersebut biasanya dirayakan mulai pertengahan Juni sampai akhir Juli dan di beberapa kota malah bisa berlangsung sampai akhir Agustus.

Festa Junina adalah perayaan paling populer kedua dalam budaya Brazil setelah Carnival.

Kaum laki-laki datang dengan pakaian petani, lengkap dengan topi yang terbuat dari jerami, sementara kaum perempuan berpakaian khas berwarna merah, dengan rambut diikat dua.

Meski pesta rakyat tersebut digelar seluruh pelosok negeri, namun yang paling populer dan meriah terjadi di bagian utara negeri itu yang merupakan daerah pertanian.

Musim kering merupakan masalah yang sangat serius bagi petani, sehingga kedatangan hujan pada bulan Juni yang penting bagi pertanian, patut disyukuri dan dirayakan.

Sekelompok petani yang disebut "festeiros" turun ke jalan-jalan desa sambil bernyanyi. Mereka kemudian berhenti di rumah warga yang sudah menyiapkan berbagai makanan dan minuman di depan pintu.

Festa Junina yang digelar di kota Caruaru di negara bagian Pernambuco bahkan pernah tercatat dalam Guinness Book of World Record beberapa tahun lalu sebagai pesta luar ruangan terbesar karena diikuti jutaan orang di seluruh Brazil pada saat yang bersamaan.

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014