Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menegaskan bahwa integritas anti korupsi sudah seharusnya menjadi sifat genetik yang melekat pada seseorang (DNA).
 
Hal itu dikatakan Inspektur Pembantu Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat ​​​​​​​Rianta Widya Amalia dalam kegiatan "Aparatur Sipil Negara (ASN) Mengajar" di SMKN 38 Jalan Karet Pasar Baru Timur 2 Nomor 13, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
 
"Integritas anti korupsi itu harus menjadi DNA, artinya adalah kalau diumpamakan seperti orang bernafas secara otomatis melekat dalam tubuh," katanya di Jakarta, Jumat.
 
Widya menjelaskan, untuk di level SMK bimbingan disiapkan untuk langsung bekerja sehingga lebih ditekankan agar menjadi pekerja yang memiliki integritas terutama dalam melihat aliran uang.
 
"Integritas itu harus menempel dari satu kesatuan, mulai dari pikiran hingga perilaku, menunjukan dalam melakukan sesuatu dimanapun berada harus melekat sifat integritas itu," ujar Widya.

Baca juga: Pelajar diminta tak mencontek untuk tanamkan antikorupsi
 
Pendidikan anti korupsi melalui "ASN Mengajar" yang dilakukan lintas perangkat daerah ini melibatkan ASN jenjang eselon III untuk mengajar.
 
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat juga melakukan sosialisasi anti korupsi menggunakan Bus Anti Korupsi yang berkolaborasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait literasi keuangan.
 
"ASN Mengajar" merupakan kegiatan yang diinisiasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam rangka membangun budaya anti korupsi kepada para pelajar SD, SMP hingga SMA atau SMK.
 
Widya menyebutkan, sejak September lalu program ini dimulai di wilayah Jakarta Pusat dan sudah menjangkau sekitar 38 sekolah.
 
"Program ini sudah berjalan selama dua bulan. kami juga telah melakukan survei 'ASN Mengajar' dan hasilnya banyak yang memberikan respon positif untuk penyelenggaraan di sekolah-sekolah," ujar Widya.

Baca juga: Pemprov DKI edukasi cegah korupsi terhadap 600 remaja
 
Widya berharap "ASN Mengajar" ini dapat membentuk kepribadian anak-anak yang akan menjadi pemimpin di Indonesia dan memiliki sifat serta karakter yang kuat, berkarakter serta berintegritas sekaligus menjadi pengisi Generasi Emas Tahun 2045.
 
Camat Tanah Abang Dicky Suherlan yang juga menjadi pengajar dalam "ASN Mengajar" menjelaskan, para siswa dan siswi ini merupakan aset bangsa yang ke depannya harus dikelola dengan baik.
 
Dalam materinya, Dicky menyampaikan materi yang lebih terarah pada nilai-nilai yang positif, memiliki kepribadian yang baik dan luhur.
 
"Tadi saya jelaskan bahwa kata budaya sejatinya jangan dipadankan dengan hal negatif, seumpama budaya korupsi atau budaya tawuran, karena budaya itu sejatinya hal yang positif. Jadikan 'mindset' di diri kita hal yang negatif itu sebagai perbuatan tercela," kata Dicky.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024