Kigali, Rwanda (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) mengatakan pada Kamis bahwa Mpox masih menjadi masalah kesehatan publik utama di Afrika di tengah melonjaknya kasus baru.

Sebanyak 3.186 kasus baru dilaporkan selama seminggu terakhir, dengan 489 kasus terkonfirmasi dan 53 kematian, kata Direktur Jendral CDC Jean Kaseya pada konferensi pers.

"Kita tidak melihat adanya penurunan dalam hal kematian, melainkan peningkatan jika dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya," katanya, seraya menambahkan bahwa perlunya mempercepat beberapa intervensi, termasuk vaksinasi, untuk menghentikan penyebarannya.

Kaseya mengatakan kampanye vaksinasi yang diluncurkan akhir pekan lalu di Kongo, negara yang paling terdampak di kawasan itu, berjalan sesuai rencana dengan lebih dari 1.600 orang divaksinasi, terutama di wilayah timur.

Selain itu, Nigeria telah menerima jatah 10.000 dosis vaksin dari AS, dan akan memulai vaksinasi dalam beberapa hari mendatang, menurut CDC Afrika.

Sementara Afrika berharap menerima 10 juta dosis dari mitra.

Pada 2024, lebih dari 38.300 kasus didata di 16 negara di benua itu dengan 979 kematian, menurut data terbaru dari CDC Afrika. Ghana dan Zambia menjadi negara terakhir yang melaporkan adanya wabah mpox di benua itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global pada Agustus untuk kedua kalinya dalam setahun, menyusul penyebaran varian baru infeksi virus dari Kongo ke negara-negara tetangga.

Mpox menunjukkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Republik Demokratik Kongo mulai vaksinasi pertama mpox
Baca juga: CDC Afrika: Kasus mpox di Afrika tembus 34.000
Baca juga: Kampanye vaksinasi Mpox di Kongo tertunda karena alasan logistik

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024