Batam (ANTARA) - Indonesia siap menjadi produsen elektronik rumah tangga terbesar kedua setelah Tiongkok jika rencana Hamilton Beach untuk memindahkan pusat produknya ke tanah air segara terwujud.

"Kementerian Perdagangan mendukung rencana Hamilton Beach untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat produksi produk elektronik rumah tangga terbesar setelah Tiongkok," ujar Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bara Krishna Hasibuan melalui keterangan yang diterima di Batam, Kepulauan Riau, Jumat.

Pertemuan antara Kementerian Perdagangan dengan Presiden Hamilton Beach Brand Scott Tidey pada gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di ICE BSD, Tangerang, merupakan tindak lanjut dari pertemuan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan Presiden Hamilton Beach pada 25 Mei 2023 di Detroit, Amerika Serikat.

Pada pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Hamilton Beach dengan PT Borine Technology Indonesia senilai 50 juta dolar AS.

Bara mengatakan Hamilton Beach merasa puas dengan kualitas produk elektronik Indonesia. Oleh sebab itu, perusahaan tersebut akan meningkatkan komitmen pembelian produk Indonesia menjadi100 juta dolar per tahun.

"Ini sejalan dengan strategi diversifikasi yang dilakukan Hamilton Beach dalam rangkamempertahankan pangsa pasarnya sebagai merek terbesar di kawasan Amerika Utara," kata Bara.

Sementara itu, Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Chicago Dhonny Yudho Kusuma mengatakan, saat ini Hamilton Beach mulai mengalihkan negara pemasok produk elektroniknya dari Tiongkok ke negara kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang akan menjadi salah satu tempat produksi utama.

Proses pengalihan tersebut telah berlangsung sejak 2023. Keputusan pengalihan pusat produksi ke Indonesia ini juga diikuti beberapa perusahaan pesaing Hamilton Beach.

Salah satu faktor yang mendukung pengalihan tersebut, di antaranya infrastruktur Indonesia yang memudahkan pelaku usaha untuk mendapat bahan baku dan melakukan ekspor.

Selain itu, Indonesia masih mendapat fasilitas Generalized System of Preference (GSP) dengan lebih dari 3500 produk mendapatkan tarif 0 persen di bawah GSP.

"Ini menjadi daya saing produk Indonesia, khususnya untuk ekspor tujuan kawasan Amerika Utara," ucap Dhonny.

Baca juga: Kemendag: Indonesia dan 13 negara catat kontrak 863 juta dolar AS

Baca juga: Dubes Lutfi: produk elektronik Indonesia digemari konsumen Mesir

 

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024