Jakarta (ANTARA) - Research and Development Health Program Manager Yayasan BUMN Heru Komarudin mengatakan, sebanyak 20 wirausaha sosial (social entrepreneurship) dalam program hibah kompetisi “Pikiran Terbaik Negeri (PTN)” memiliki peluang untuk dapat terhubung ke ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Heru, PTN mempunyai keunikan dibanding program hibah lainnya. Ini lantaran Yayasan BUMN, sebagai pihak penyelenggara, berada di bawah Kementerian BUMN. Dengan demikian, para wirausahawan terpilih memiliki kesempatan untuk dilirik oleh perusahaan-perusahaan BUMN untuk membangun kolaborasi.

“Salah satu contoh, ada salah satu social entrepreneurship di daerah Bengkulu. Mereka cukup dilirik oleh salah satu perusahaan BUMN. Itu adalah salah satu bukti bahwa kami bukan hanya mengumpulkan wirausaha sosial, tapi juga menghubungkan mereka dengan perusahaan yang sudah cukup besar,” kata Heru saat dijumpai ANTARA di SMA Labschool Cibubur, Kota Bekasi, Kamis.

Yayasan BUMN telah memilih sebanyak 20 wirausaha sosial dari sekitar 1.000 pendaftar program PTN. Ke-20 wirausaha sosial terpilih telah menerima dana hibah dengan total Rp3 miliar yang digunakan untuk mewujudkan gagasan menjadi inovasi. Sebelumnya, mereka telah memaparkan inovasi pada puncak acara grand final pitching pada 25 Agustus 2024.
 
Heru mengatakan, acara pitching tersebut tidak hanya dihadiri oleh masyarakat umum, melainkan juga perwakilan dari perusahaan-perusahaan besar dan investor yang ingin mengetahui inovasi yang ditawarkan oleh para wirausahawan.

“Sejauh ini kami belum mendengar dealing-nya seperti apa. Tapi informasi yang sudah kami terima dari hasil monitoring dan evaluasi ini, ada beberapa yang sudah dilirik oleh investor atau wirausaha yang sejenis untuk kolaborasi misalnya. Kesempatan itu terbuka pada saat fase grand pitching dan mereka masing-masing dari 20 wirausaha ini kan buka booth,” kata Heru.

Saat ini, PTN memasuki tahap implementasi proyek dari ke-20 wirausaha sosial terpilih yang diikuti dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Tahap ini berlangsung selama sekitar 1,5 bulan. Heru mengatakan, para wirausahawan harus bisa menunjukkan bahwa dana hibah yang mereka terima mampu dikelola secara baik.

Selain itu, mereka juga harus membuktikan bahwa inovasi yang diimplementasikan dapat melipatgandakan dampak positif (multiplying impact) yang ditunjukkan dalam impact report. Pembuktian tersebut selanjutnya akan dipresentasikan pada tahap terakhir, yakni final showcase.

Heru mengatakan, manfaat program hibah PTN diharapkan tidak berhenti pada tahap final showcase. Para wirausahawan penerima hibah diharapkan bisa membangun jejaring komunitas yang memungkinkan mereka untuk terus saling belajar dan mendukung satu sama lain.

Senada dengan hal itu, Koordinator Program CARE dari Into The Light Indonesia Gilang Herdyan memandang bahwa PTN telah membuka kesempatan bagi komunitas berbasis orang muda untuk semakin menyebarluaskan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya isu kesehatan mental dan upaya pencegahan bunuh diri.

Into The Light Indonesia (Yayasan Insan Teman Langit) sendiri merupakan salah satu dari 20 wirausaha penerima hibah PTN. Yayasan tersebut mengimplementasikan program pendampingan kesehatan mental untuk remaja di sekolah melalui peer support program yang dinamakan CARE (Companionship for Adolescent as Resilient Empowerment).

“Yang tadinya kami hanya bekerja sama dengan Kemenkes, kini bisa berjejaring dengan kementerian lain (Kementerian BUMN). Ekosistem dari Pikiran Terbaik Negeri ini kan ada 20 wirausaha sosial, bagi kami masuk di ekosistem tersebut juga sudah senang dan pastinya akan ada harapan bagi kami untuk bisa saling berkolaborasi lintas-isu (dengan wirausaha sosial lainnya),” kata Gilang.

Baca juga: Yayasan BUMN tingkatkan kualitas wirausaha sosial lewat PTN
Baca juga: Yayasan BUMN berinovasi lewat kompetisi Pikiran Terbaik Negeri                                                                                               

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024