Moskow (ANTARA) - Juru bicara Kremilin, Dmitry Peskov memperingatkan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah dapat menimbulkan konsekuensi bencana bagi seluruh kawasan.
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Kamis (10/10), ia menyoroti dampak buruk terhadap warga sipil dan mengatakan puluhan dan ratusan ribu orang menderita akibat kekerasan yang terus berlanjut.
“Sayangnya, medan pertempuran sudah semakin meluas. Front Lebanon kini telah ditambahkan. Semua ini, secara alami, mengarah pada kehancuran infrastruktur sipil. Puluhan dan ratusan ribu orang kehilangan rumah, mata pencaharian, dan pekerjaan mereka,” katanya, mengacu pada pemboman paksa Israel yang tiada henti di Lebanon dan Gaza.
Terkait kemungkinan tanggapan Moskow terhadap eskalasi lebih lanjut, khususnya yang berkaitan dengan Pangkalan Udara Hmeimim yang dioperasikan Rusia di Suriah, Peskov menolak berspekulasi dengan mengatakan tidak mungkin ada alasan yang tepat untuk hal ini.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang mereka klaim menargetkan Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.323 orang, melukai lebih dari 3.700 lainnya, dan membuat lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan peningkatan peperangan lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, pasca serangan Hamas pada tahun lalu.
Kendati ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang tanpa henti terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik tersebut dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Lebanon: komunikasi diplomatik diintensifkan demi gencatan senjata
Baca juga: PBB: 250 ribu orang melarikan diri dari Lebanon ke Suriah
Baca juga: PBB serukan gencatan senjata dan bantuan lebih banyak untuk Lebanon
Baca juga: PBB sebut serangan Israel di Lebanon "sama sekali tidak bisa diterima"
Baca juga: Lebanon minta WHO dan PBB cegah Israel hancurkan layanan kesehatan
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024