Jakarta (ANTARA News) - Seiring transformasi bangsa yang sedang dan terus dilakukan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pers Indonesia adalah yang paling bebas di kawasan Asia.

"Presiden melihat pers adalah salah satu pilar demokrasi dan yang dibanggakan adalah di region Asia pers Indonesia salah satu yang paling bebas," tutur Juru bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, setelah mendampingi pertemuan pimpinan Globe Media Grup dengan Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Tidak seperti negara-negara lain di kawasan Asia, Presiden menilai saat ini tidak ada lagi aturan-aturan yang dapat mengekang kebebasan pers di Indonesia.

Untuk itu, Andi mengatakan, Presiden berharap pers Indonesia dapat menjadi titik acuan atau "benchmark" di kawasan Asia.

Menurut dia, Presiden menyatakan di Indonesia tidak ada lagi sensor terhadap pemberitaan sehingga pers seharusnya dapat lebih leluasa dan adil dalam memberikan informasi guna mencerdaskan masyarakat.

Presiden, lanjutnya, memberikan dukungan kepada media yang independen dengan tujuan memberi pencerahan kepada masyarakat.

Sebagai bagian dari industri yang menyediakan lapangan kerja, Presiden juga menyambut baik media massa baru yang bermunculan di Indonesia.

"Di Indonesia ada anggapan pers adalah `Sunset Industry`, itu tidak benar. Indonesia adalah `Emerging Country`, negara yang sedang berkembang. Dan, salah satu yang berkembang adalah industri media," tuturnya.

Sementara itu, penanggungjawab Jakarta Globe, Sigit Pramono, mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Yudhoyono ia melaporkan aktivitas Globe Media Grup yang baru meluncurkan suratkabar harian berbahasa inggris, Jakarta Globe.

Melalui format koran berbahasa Inggris, Sigit mengatakan, Globe Media Grup berharap Jakarta Globe dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan Indonesia kepada khalayak berbahasa Inggris.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009