Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan menggelar Meet Market “NUANSA” (Naik Kelas UMKM OT di Indonesia) untuk membantu usaha mikro dan kecil (UMK) obat bahan alam (OBA) memenuhi standar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri menjelaskan dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, kegiatan tersebut diikuti 31 pelaku UMK obat tradisional yang telah memiliki izin edar maupun sertifkat CPOTB bertahap.

Kashuri berharap bahwa diskusi dalam kegiatan itu tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga mencakup solusi inovatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan UMK.

Pada hari pertama, katanya, mereka diberikan ilmu mengenai CPOTB dan sistem tata udara bagi para UMK, dan di hari kedua mereka dipertemukan dengan para vendor heating, ventilation, dan air-conditioning (HVAC).

“Kualitas udara yang terjaga dengan baik adalah kunci untuk memastikan bahwa proses produksi berlangsung dalam kondisi yang optimal, mengurangi risiko kontaminasi, dan menjaga stabilitas bahan aktif dalam produk obat tradisional,” kata Kashuri.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Rustyawati menyampaikan obat bahan alam mempunyai risiko kontaminasi dalam produksi.

Menurut dia, salah satu sumber kontaminasi adalah melalui udara dan dapat menyebabkan kontaminasi silang dari bahan atau produk yang berbeda dan cemaran mikrobiologi.

Selain itu, Tim Ahli CPOTB Widiastuti Adiputra menekankan bahwa desain fasilitas, HVAC, dan peralatan adalah langkah awal dan penting dalam mencegah kontaminasi dan kontaminasi silang.

Kemudian, Kepala Balai POM di Bogor Jeffeta Pradeko Putra memaparkan tentang dampak langsung sistem HVAC ke fasilitas laboratorium dan produksi terhadap kualitas produk. Ia memaparkan bahwa beberapa faktor yang memengaruhi antara lain suhu, kelembapan, tekanan, aliran udara, dan kebersihan udara.

Perwakilan Gabungan Pengusaha Jamu M. Fajaruddin mengingatkan tiga hal penting dalam menerapkan HVAC, yaitu perencanaan, analisis, kesiapan, dan kualifikasi vendor, kemudian penerapan, dan perawatan.

Adapun HVAC engineer Daniel Alam Subiru memberikan solusi desain HVAC yang efektif secara biaya untuk desain baru maupun terhadap instalasi yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan.

Menurut Daniel, desain HVAC yang efektif dibuat dengan memastikan layout, kajian risiko produk, parameter, dan merek material beserta alternatifnya.

Baca juga: BPOM perkuat jejaring 80 lab guna mengejar target masuk WLA
Baca juga: BPOM: Pengobatan untuk terapi tingkat lanjut diperkirakan jadi tren

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024