Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Herry Jogaswara mengatakan bahwa para periset tanah air sudah seharusnya memanfaatkan berbagai koleksinya untuk pengembangan gim lokal.

Menurut dia, hal ini dapat memicu generasi muda atau masyarakat yang memainkan gim itu untuk lebih mengenal unsur dan identitas dari bangsa yang diketahui memiliki kekayaan dalam budaya dan juga bahasa.

“Mungkin nantinya sebuah gim, ketika punya nilai lokal itu pasti ada sesuatu yang lebih menyenangkan, tetapi kalau kita lihat di BRIN sendiri, saya kira kita punya koleksi sangat banyak dan kaya.” kata Herry pada Lokakarya “Pengembangan Games Berbasis Manuskrip dan Tradisi Lisan” secara daring, Kamis.

Dengan munculnya atribut dan juga senjata-senjata yang berasal dari lokal, akan membuat masyarakat teredukasi dengan baik mengenai identitas sebuah wilayah, sehingga mereka tidak lagi buta akan kebudayaan dan juga tradisi yang dimiliki oleh daerah-daerah yang ada di tanah air.

“Yang pernah saya tonton misalnya ada orang berkelahi dengan senjata pedang, tapi berasal dari Jepang. Sebenarnya kan banyak yang bisa diadopsi, seperti senjata yang sebetulnya juga berasal dari bumi Nusantara ini, mau mandau, celurit atau lain sebagainya, jadi ada banyak hal gitu,” jelas dia.

Tidak hanya senjata-senjata kearifan lokal, busana-busana dari berbagai wilayah di Indonesia ini juga sangat bisa dimanfaatkan untuk dimasukkan ke dalam permainan, yang menurut dua tidak kalah menarik dengan busana-busana gim pada umumnya.

Hanya saja, untuk memuluskan keinginan tersebut harus terciptanya kolaborasi dari lintas sektor yang dimiliki oleh Indonesia, baik dari kementerian maupun sektor swasta.

“Saya kira pasar ini masih sangat terbuka luas, apalagi kita juga punya satuan kerja lain di negara ini, misalnya Kementerian Pariwisata, atau Kominfo yang lebih tahu dan lebih mengerti dari sebuah kebudayaan,” ungkap dia.

Ia berharap lokakarya yang diselenggarakan oleh BRIN tersebut nantinya dapat memberikan berbagai masukan lebih detil untuk pengembangan gim-gim berbasis lokal. “Saya kira workshop ini dapat memberikan masukan yang lebih detil untuk memberikan masukan ke depannya,” kata dia.

Sebelumnya, BRIN juga sudah melakukan percepatan untuk memproduksi gim berbasis lokal dengan mendukung pembentukan toko aset gim atau game assets store dalam rangka pengembangan industri gim nasional.

Dalam hal ini BRIN juga telah menggandeng Asosiasi Game Indonesia (AGI) berkolaborasi dalam pembuatan toko aset untuk gim serta Universitas Multimedia Nusantara (UMN) melalui Fakultas Seni dan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual.

Nantinya aset itu akan disimpan pada aplikasi berbasis web, sehingga dapat dimanfaatkan para pembuat gim Indonesia dalam mengembangkan berbagai aplikasi terkait gim.

Baca juga: Kemenkominfo percepat industri gim lokal melalui IGDX di Bali
Baca juga: Tito dorong percepatan pengembangan industri gim nasional di daerah


Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024