Jakarta (ANTARA News) - Realisasi angka defisit APBN hingga 29 September 2006 mencapai Rp13,235 triliun dimana realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp390,242 triliun dan belanja negara sebesar Rp403,478 triliun.
"Memang sudah ada defisit Rp13 triliun lebih, tetapi dari sisi
financingnya tidak ada masalah. Itu masih bisa ditutup dari pembiayaan yang ada," kata Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, Mulia Nasution di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan, salah satu sumber pembiayaan defisit adalah penerbitan surat utang negara (SUN). Penerbitan SUN merupakan sumber pembiayaan dalam negeri.
"Itu sebagian besar sudah direalisasikan, tinggal sekitar Rp1 triliun yang akan kita terbitkan pada 10 Oktober 2006," jelas Mulia.
Sementara itu untuk pembiayaan dari luar negeri, saat ini sedang dalam tahap finalisasi sehingga sebelum pertengahan Desember 2006 sudah bisa ditarik, terutama dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia.
"Yang dari ADB tentunya yang terkait dengan proyek-proyek infrastruktur. Kita harapkan dari dua lembaga itu lebih dari satu miliar dolar AS," katanya.
Realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp244,834 triliun dan belanja ke daerah Rp158,643 triliun.
Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja pegawai Rp55,127 triliun, belanja barang Rp24,219 triliun, belanja modal Rp25,775 triliun, pembayaran bunga utang Rp55,100 triliun, subsidi Rp41,246 triliun, bantuan sosial Rp21,994 triliun, dan belanja lain-lain Rp21,369 triliun.
Sementara belanja ke daerah terdiri dari dana perimbangan Rp157,010 triliun dan dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp1,633 triliun.
Dalam APBNP 2006, pemerintah dan DPR menyepakati perkiraan realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai sebesar Rp659,115 triliun sementara perkiraan realisasi belanja negara sebesar Rp699,099 triliun.
Dengan perkiraan realisasi pendapatan negara dan hibah kemudian belanja negara, maka total defisit APBNP 2006 adalah sebesar Rp39,983 triliun atau 1,3 persen dari PDB.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006