Jakarta (ANTARA News) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan peningkatan kapasitas produksi aluminium hingga mencapai 500.000 ton per tahun pada 2019.
"Inalum ini dengan berubah status menjadi BUMN tentu harus bertumbuh, di mana pada 2019 ditargetkan kapasitas produksi harus mencapai 500 ribu ton," kata Direktur Utama PT Inalum Winardi usai bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Jumat.
Pada kesempatan itu, pihak Inalum melaporkan perkembangan operasional perusahaan tersebut serta rencana pengembangan perusahaan di masa depan.
"Kami melaporkan ke Pak Menteri (Perindustrian) mengenai perkembangan operasional PT Inalum saat ini, karena dulu kan statusnya PMA (penanaman modal asing) sekarang sudah berubah menjadi BUMN," ujar Winardi.
Menurut dia, pihaknya berencana untuk membangun smelter dan pembangkit listrik baru, serta berencana mengekspansi pelabuhan.
"Kami akan bekerjasama dengan perusahaan lain untuk membangun smelter alumina, yang mengolah biji bauksit menjadi alumina, dan itu sudah mulai dari sekarang. Kami harap pada 2019 itu ada peningkatan kapasitas produksi hingga 500 ribu ton," jelasnya.
Terkait masalah pendanaan, Winardi mengaku Inalum akan memakai dana dari internal dengan "equity" sebesar 35 persen, dan selebihnya masih harus mencari sumber pendanaan yang menguntungkan perusahaan.
"Kami akan gunakan jenis pendanaan yang paling baik untuk perusahaan dari beberapa alternatif yang ada," katanya.
Sejauh ini, menurut dia, salah satu persiapan yang dilakukan adalah mengundang pihak ketiga untuk melakukan "rating" terhadap PT Inalum.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014