Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah Jumat masih berada pada posisi tertinggi selama sembilan bulan terakhir.

AFP melaporkan, tingginya harga minyak seiring dengan masuknya gerilyawan ke ibukota Irak Baghdad, yang memicu kekhawatiran atas pasokan dari produsen utama minyak mentah tesebut.

Patokan minyak mentah AS, West Texas Intermediate, naik 73 sen menjadi 107,26 dolar di akhir perdagangan pagi setelah melonjak 2,13 dolar di New York pada hari Kamis mencapai level tertinggi sejak September.

Minyak mentah Brent North Sea naik 57 sen menjadi 113,59 dolar/barel setelah melesat 3,07 dolar di London.

Irak merupakan produsen terbesar kedua anggota Organisasi Negara Pengekspor minyak (OPEC) setelah Arab Saudi dan setiap eskalasi kekerasan di Irak bisa menghambat pasokan dan membuat harga lebih tinggi, kata para analis.

Phillip Futures memperingatkan bahwa "harga energi yang lebih tinggi akan mengganggu pemulihan ekonomi global dan bahkan dapat menyebabkan dunia bisa memasuki kembali resesi."

Irak, yang memiliki cadangan terbukti terbesar ke lima di dunia, memompa rata-rata sekitar 3,5 juta barel minyak/hari.

Pada hari Rabu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu di Wina, di mana tetap mempertahankan batas atas produksi yang ditetapkan sejak akhir 2011.

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi menyatakan puas dengan harga minyak yang relatif stabil di pasar.

(Uu.SYS/B/S004/B/S004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014