Denpasar (ANTARA News) - Sekitar 50 pengusaha dari Amerika Selatan setelah melakukan aktivitas bisnis di Jakarta, akan meneruskan lawatannya ke beberapa pusat kerajinan dan usaha garmen di Bali, mulai 8 Oktober 2006.
Pengusaha Amerika Latin itu akan diajak meninjau usaha pakaian jadi (garmen) dan seni kerajinan sebagai mata dagangan ekspor, kata Kasubag Dinas Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Ni Wayan Kusumawathi, di Denpasar, Jumat.
Mereka (Pengusaha asing itu) setelah mengetahui dari dekat cara proses produksi garmen maupun seni kerajinan Bali, akan melakukan pertemuan dengan pengusaha setempat untuk saling tukar informasi dalam memperlancar bisnisnya.
Ia mengatakan, adanya peninjauan oleh pengusaha tersebut ke pusat-pusat kerajinan yang memproduksi barang cenderamata bernilai seni di Bali akan terjadi kontak dagang yang dapat dilanjutkan dengan realisasi ekspor.
Dalam pertemuan itu nanti, pihak pengusaha asing akan bisa mengetahui berbagai jenis mata dagangan yang diminati maupun yang diinginkan, sedangkan pengusaha setempat akan tahu bagaimana keinginan pasar terutama konsmen Amerika Selatan.
Dengan diketahui karakteristik konsumen negeri itu diharapkan realaisasi ekspor aneka kerajinan, garmen maupun hasil pertanian dan perkebunan Bali lebih banyak dalam perolehan devisanya di masa datang, kata Ni Wayan Kusumawathi.
Sesuai catatan Disperindag Bali, realisasi ekspor nonmigas Bali ke Amerika Selatan tahun 2005 seharga 9,3 juta dolar AS, sedangkan 2006 hingga Juli baru 5,7 juta dolar dan diharapkan meningkat diakhir tahun nanti.
Bali dalam merealisasi ekspor non migasnya seperti barang kerajinan, hasil laut dan perkebunan ditangani sekitar 519 perusahaan eksportir dan kargo dalam memperlancar pengiriman barang tersebut ke pasaran mancanegara.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006