Makassar (ANTARA) -
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar konferensi internasional perdana sebagai upaya memperkuat kebijakan kesehatan.
 
Dekan FKM Unhas, Prof Sukri Palutturi mengemukakan bahwa kolaborasi sangat penting untuk menghadapi tantangan di sektor kesehatan, sehingga jejaring sangat dibutuhkan dalam menciptakan program kebijakan kesehatan.
 
"Melalui konferensi ini, bagi perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di regional timur ini bisa melahirkan kajian-kajian kebijakan berjejaring ke depannya," ujarnya.

Baca juga: FKM Unhas sukses gelar konferensi internasional epidemiologi
 
Menurut Prof Sukri, kebijakan kesehatan ini adalah ilmu yang dibutuhkan oleh seluruh pemangku kepentingan, bahkan bukan hanya dari sektor kesehatan, juga di luar sektor kesehatan membutuhkan kajian serta keilmuan kebijakan kesehatan.
 
"Jadi, bukan hanya kaitannya secara spesifik bagi mahasiswa di bidang administrasi dan kebijakan kesehatan, tetapi memang menjadi kebutuhan bagi kita semua," tambahnya.
 
Konferensi yang mengusung tema Developing Resilient and Sustainable Health Systems ini dihadiri sedikitnya 430 peserta dari seluruh Indonesia, termasuk Sumatera. Giat ini berlangsung selama dua hari, 9-10 Oktober 2024.

Konferensi ini menghadirkan pembicara utama dari berbagai lembaga internasional, seperti Prof Mayeh Omar dari University of Leeds, Prof Sharyn Davies dari Monash University, Australia, Nicolas Farcy dari Global Fund Office Indonesia, Assoc. Prof Dr Haliza Abdul Rahman dari Universiti Putra Malaysia.

Selain itu, Prof Dr Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH dari Health Financing Activity Project USAID, Dr Setya Haksama dari Faculty of Public Health Airlangga University Surabaya, Prof Dr Amran Razak,  dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
 
Para pembicara ini membagikan wawasan tentang berbagai pendekatan inovatif dalam memperkuat sistem kesehatan global.

Baca juga: FKM Unhas gelar webinar internasional jelang Dies Natalis ke-64
 
"Ini sangat penting di tengah persoalan kesehatan yang kita sebut sebagai ketidakpastian. Nah, persoalan kesehatan yang demikian kompleks itu hanya negara yang bisa survive, bisa menyesuaikan dengan kondisi sistem kesehatan yang ada," urainya.
 
Prof Sukri menyebut konferensi internasional ini hadir dengan tujuan penguatan institusi pendidikan, sehingga bisa saling mendukung satu sama lain. Apalagi, ratusan peserta yang hadir berasal dari berbagai kampus.
 
Pada kesempatan ini, hadir Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar Prof Jamaluddin Jompa. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa saat ini adalah waktu untuk mendesiminasikan pengetahuan.
 
"Jangan ada yang kikir untuk informasi. Ini adalah tempat latihan kita untuk bisa berjejaring dengan dunia, dengan para ilmuwan dunia, dan menjadi ilmuwan dunia," kata dia.
 
Prof JJ sapaan akrab Jamaluddin Jompa, mengemukakan bahwa saat ini dunia kesehatan menghadapi banyak tantangan dunia, sehingga membutuhkan kolaborasi multidisiplin dan itu terwujud di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Baca juga: Dies Natalis FKM Unhas 2024 diisi kegiatan ilmiah sampai bakti sosial

Baca juga: Enam mahasiswa FKM Unhas ikuti pertukaran di Universitas Okayama
 
Baginya, FKM menjadi miniatur dari Unhas dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, mulai dari Social Science, Medical Scince, Enginering, dan disiplin ilmu lainnya.
 
"Banyak isu kesehatan yang menunggu untuk diselesaikan. Kemarin, kita hampir saja colaps, karena satu virus, corona. Ini tantangan khusus bagi teman-teman di kesehatan masyarakat. Maka dari itu, kita memerlukan kolaborasi, tidak ada yang bisa menyelesaikan semuanya sendiri," ujarnya.
 
Dengan berbagai topik diskusi yang relevan dan mendalam, konferensi ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mendorong terciptanya sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkelanjutan di masa depan.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024