Trenggalek, Jatim (ANTARA) - BPBD Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mencatat jumlah desa yang mengalami krisis air bersih masih terus bertambah kendati hujan beberapa kali mengguyur wilayah tersebut dalam satu dua pekan terakhir.
"Ada tambahan tiga desa yang mengajukan permintaan air bersih. Jadi total sekarang ada 64 desa terdampak kekeringan," kata Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Rabu.
Awal bulan lalu jumlah desa yang tercatat mengalami krisis air bersih sebanyak 61 desa.
Data kekeringan itu mengacu pada pengajuan permintaan suplai air bersih ke BPBD sejak awal musim kemarau.
Tiga desa itu adalah Buluagung di Kecamatan Karangan, Sambirejo di Kecamatan Trenggalek, dan Gemaharjo di Kecamatan Watulimo.
Jumlah itu berpotensi bertambah seiring belum turunannya hujan.
Data BPBD, lebih dari 32 ribu warga di 64 desa dilaporkan mengalami krisis air bersih. Jumlah itu melebihi dampak kekeringan yang terjadi pada tahun sebelumnya.
"Itu rekapitulasi per 8 Oktober, data dimungkinkan masih bisa bertambah," kata Triadi.
Dari rekapitulasi itu, Triadi merinci ada sebanyak 32.746 warga dari 13.619 kepala keluarga kesulitan air bersih. Rata-rata kondisi sumber air di daerah terdampak itu sudah mengering sehingga tak lagi bisa diakses masyarakat.
"Puluhan desa itu tersebar di 13 kecamatan. Sejauh ini, wilayah Kecamatan Kampak yang belum ada laporan kekeringan dari semua kecamatan," imbuhnya.
Untuk memenuhi kebutuhan warga, Triadi menyebut lebih dari 876 kali pengiriman tangki air bersih dilakukan. Selain itu petugas juga mendistribusikan 236 tandon, 49 tandon lipat, 219 terpal, dan 820 jerigen.
Kecamatan Panggul paling parah terdampak dengan 15 desa meliputi Desa Terbis, Besuki, Ngrencak, Karangtengah, Nglebeng, Kertosono, Banjar, Manggis, Panggul, Tangkil, Wonocoyo, Depok, Bodak, Ngrambingan dan Gayam. Disusul delapan desa di Kecamatan Tugu, meliputi Pucanganak, Nglinggis, Dermosari, Ngepeh, Prambon, Winong, Duren dan Gading.
Selain itu ada delapan desa di Kecamatan Trenggalek dan tujuh desa di Kecamatan Pogalan. Desa terdampak di Trenggalek meliputi Ngares, Sumberdadi, Karangsuko, Sukosari, Parakan, Dawuhan, Kelurahan Tamanan dan Sambirejo. Di Kecamatan Pogalan meliputi Ngulanwetan, Pogalan, Gembleb, Ngadirejo, Ngulankulon, Wonocoyo dan Bendorejo.
"Kemudian Desa Tanggaran, Sukokidul di Kecamatan Pule, Mlinjon, Wonokerto di Kecamatan Suruh, Sumberejo, Gador di Kecamatan Durenan, Ngulungwetan di Kecamatan Munjungan, serta Desa Gemaharjo dan Desa/Kecamatan Watulimo," tambahnya.
Wilayah terdampak kekeringan lainnya, lanjut Triadi, adalah Desa Pandean, Cakul, Watuagung dan Ngerdani di Kecamatan Dongko, Jatiperahu, Ngentrong, Jati, Kayen, Buluagung di Kecamatan Karangan, Sengon, Srabah, Depok, Masaran di Kecamatan Bendungan, serta Wonanti, Ngrayung, Sukorejo dan Wonorejo di Kecamatan Gandusari.
"Sementara untuk wilayah-wilayah terdampak bervariasi, artinya daerah terdampak tahun lalu belum tentu mengalami kekeringan pada tahun ini," bebernya.
Baca juga: Usaha pariwisata Gili Tramena terancam mati akibat krisis air bersih
Baca juga: BPBD Malang terapkan tanggap darurat kekeringan hingga 31 Oktober
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024