Lantas untuk mencari rumah, generasi sekarang ini lebih banyak memanfaatkan media sosial (63 persen) disusul kemudian aplikasi ponsel pintar 35 persen, situs properti 34 persen, lokapasar 33 persen, dan lain-lain.

Kemudian untuk persyaratan dari properti yang dibeli mayoritas (64 persen) harus dekat dengan fasilitas kesehatan, kemudian dekat dengan tempat bekerja 62 persen, keamanan dan kenyamanan 60 persen, menyesuaikan dengan kemampuan anggaran 48 persen, dekat dengan fasilitas pendidikan 47 persen, dan lain-lain.


Dukungan pendanaan

Pendanaan masih menjadi fasilitas penting bagi generasi mendatang untuk membeli rumah meski untuk memperolehnya juga bukan perkara mudah. Bahkan pada beberapa kasus ada yang permohonan KPR/KPA ditolak bank padahal sudah membayar uang muka kepada pengembang.

Tidak dimungkiri kebutuhan generasi mendatang (generasi sandwich/roti lapis) cukup banyak bahkan ada yang harus berutang bank atau perusahaan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Beberapa bahkan ada yang masuk ke dalam BI checking sehingga mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan bank.
Sekretaris Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, M Hidayat tengah memberikan sambutan pada suatu acara. ANTARA Ganet Dirgantoro


Sebelumnya Sekretaris Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, M Hidayat, mengingatkan pentingnya pembiayaan ini agar program perumahan dapat bergulir.

Terkait hal itu, Pemerintah akan terus meningkatkan peran dari BP Tapera untuk mendukung pendanaan bagi masyarakat yang mengalami kesulitan untuk membeli rumah. BP Tapera dapat berperan untuk menyalurkan dana subsidi berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Meski saat ini perbankan maupun perusahaan pembiayaan sudah banyak yang menawarkan KPR/KPA di atas 5 tahun, masih ada Generasi Milenial dan Generasi Z yang enggan untuk memanfaatkannya. Mayoritas lebih memilih untuk menyewa rumah dulu sambil menabung.

Dengan demikian menjadi tugas dari Pemerintah mendatang untuk mencarikan dana-dana murah yang bisa dipakai untuk memperingan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah untuk membeli rumah.

Tugas lain dari Pemerintah berikutnya adalah memperkuat daya beli dari masyarakat. Artinya butuh lintas sektor, mulai dari sistem pengupahan, iklim ekonomi, iklim berusaha, dan lain-lain untuk membuat daya beli masyarakat menguat.

Penting untuk memperhatikan keberadaan generasi sandwich yang sudah terjepit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Jangan sampai setelah membeli rumah mereka tambah terjepit karena harus memikirkan biaya perawatan, cicilan, dan biaya transportasi.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan program tiga juta rumah per tahun membutuhkan dukungan tidak hanya finansial, tetapi juga politik agar di daerah-daerah juga bisa berjalan.

Apabila program ini bisa serentak dilaksanakan di berbagai daerah maka untuk memenuhi target tiga juta akan lebih mudah.

Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024