Paris, Prancis (ANTARA News) - Para sponsor utama FIFA tidak meragukan integritas badan sepakbola dunia itu terkait adanya dugaan korupsi dalam tubuh FIFA atas tawaran kontroversial Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, kata Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke kepada radio Prancis, Kamis.
Lima dari enam sponsor utama FIFA, yang mengeluarkan dana ratusan juta dolar setiap tahun untuk keuangan FIFA, telah meminta diadakannya penyelidikan menyeluruh sehubungan dengan dugaan korupsi tersebut.
Namun, Valcke, yang telah menduduki jabatan Sekjen FIFA sejak 2007, mengatakan bahwa mereka tidak mempertanyakan kejujuran badan sepakbola dunia itu sendiri, hanya meminta transparansi dalam penyelidikan yang dipimpin oleh mantan jaksa federal Amerika Serikat, Michael Garcia.
"Mereka (pihak sponsor) hanya meminta agar FIFA menunjukkan bahwa badan ini telah benar-benar transparan mengenai penyelidikan itu," kata pria asal Prancis berusia 53 tahun itu kepada France Inter.
"FIFA tidak mungkin lebih transparan lagi daripada sekarang ini," ujarnya.
Valcke, yang juga mengatakan bahwa ia percaya Presiden FIFA Sepp Blatter akan terpilih kembali tahun depan untuk masa jabatan berikutnya meskipun sejumlah pejabat UEFA memintanya untuk mundur.
Ia mengatakan semua hal itu sekarang tergantung pada sang penyelidik, Garcia, untuk menghilangkan awan kecurigaan yang menggantung di FIFA ketika ia memberikan laporan terakhirnya pada pertengahan Juli.
"FIFA mengambil keputusan yang kadang-kadang tidak selalu menyenangkan semua orang, FIFA akan selalu dikritik untuk hal tertentu," katanya.
"Dia (Garcia) telah mewawancarai semua orang yang diduga terlibat secara langsung atau tidak langsung. Itu caranya untuk mencari tahu apa yang terjadi," ujar Valcke.
Blatter menjadi presiden FIFA sejak 1998, namun selama masa jabatannya belum pernah terjadi kontroversi, seperti dugaan bahwa Qatar membayar agar FIFA memilih negara Teluk itu menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Pihak Qatar telah membantah keras terlibat dalam gratifikasi, tetapi tuduhan yang dilaporkan oleh surat kabar Inggris The Sunday Times akan dibahas pada kongres FIFA.
Garcia pada Rabu (11/6) mengatakan ia sudah memiliki akses ke 'sebagian besar' dokumen yang telah dipublikasikan The Sunday Times selama dua minggu terakhir. Ia pun menyampaikan telah menyelesaikan laporannya tetapi tidak akan diserahkan ke komisi hukum FIFA sampai pertengahan Juli.
Sementara itu, Blatter mengatakan FIFA tidak akan mengambil keputusan apapun hingga bulan September atau Oktober. Komisi hukum FIFA memiliki kekuatan untuk memberikan sanksi, membuat prosedur pendisiplinan, atau memutuskan tidak ada kasus.
Garcia mengatakan para penyelidik telah mewawancarai anggota-anggota dari semua tim tender untuk Piala Dunia 2018 dan 2022, dan juga telah meninjau puluhan ribu dokumen.
Dia menambahkan, penyelidik telah mewawancarai, atau mencoba untuk mewawancarai, semua anggota komite eksekutif FIFA yang terlibat dalam pemungutan suara pada 2010.
Laporan-laporan media mengatakan legenda Jerman Franz Beckenbauer, yang adalah anggota komite eksekutif FIFA pada saat itu, sekarang menghadapi sanksi karena tidak mau bekerja sama dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi terkait pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, dengan mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Korea Selatan dalam votting.
Padahal, laporan teknis FIFA memperingatkan tentang suhu yang sangat panas selama bulan Juni dan Juli di Qatar dapat menimbulkan risiko kesehatan, demikian AFP.(*)
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014