Jakarta (ANTARA) - Direktur Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) untuk Indonesia dan Timor Leste Simrin Singh berharap Asia bisa membuat skema perlindungan sosial yang efektif dan berkelanjutan untuk orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan.

“Kita berada pada titik kritis dalam sejarah perlindungan sosial dan pekerjaan di wilayah kita,” kata Singh dalam keterangan tertulis ILO Indonesia di Jakarta pada Rabu.

Karena itulah, perwakilan dari 15 negara Asia bertemu dalam acara bertajuk “Asia Expert Roundtable on Unemployment Protection 2024” yang diselenggarakan di Jakarta pada 9-10 Oktober 2024.

Menurut keterangan tersebut, acara itu diselenggarakan untuk berbagi wawasan tentang efektivitas dan tantangan yang muncul dalam perlindungan pengangguran di kawasan Asia.

“Acara regional ini memainkan peran penting dan tepat waktu, mempertemukan para ahli perlindungan sosial dari seluruh Asia untuk berbagi keahlian dan praktik terbaik sehingga kita dapat membuat kemajuan nyata dalam upaya menerapkan skema perlindungan pengangguran yang efektif dan berkelanjutan di seluruh Asia,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, berharap acara tersebut dapat menghasilkan berbagai rekomendasi untuk meningkatkan kualitas program-program penting untuk melindungi pekerja rentan.

“Suatu kehormatan bagi Indonesia, khususnya BPJS Ketenagakerjaan menjadi tuan rumah forum internasional ini. Banyak pengalaman dan hal positif yang dapat kita semua di Asia peroleh untuk meningkatkan kualitas program perlindungan pengangguran dan implementasinya,” kata Anggoro.

Selama pertemuan berlangsung, disebutkan bahwa sistem perlindungan pengangguran telah terbukti menjadi alat yang sangat penting dalam mencegah kemiskinan, membangun ketahanan, dan bertindak sebagai penstabil ekonomi dan sosial yang kuat selama masa krisis.

Disebutkan pula bahwa sistem tunjangan pengangguran yang terintegrasi dan langkah-langkah promosi ketenagakerjaan dapat membantu mereka yang terkena dampak negatif dari inovasi teknologi dan perubahan iklim, dengan memfasilitasi perubahan struktural dan transisi yang adil dari bisnis dan pekerjaan di semua sektor.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan ILO serta didukung oleh pemerintah Jepang tersebut menghadirkan 150 peserta, termasuk perwakilan pekerja, pengusaha, dan pemerintah.

Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan praktis serta mengambil kesempatan untuk memperkuat jaringan keahlian di kawasan Asia.

Baca juga: Hadapi disrupsi, ILO soroti pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan
Baca juga: ILO apresiasi penerapan JKP di Indonesia dukung perluasan jangkauan

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024