Kata kunci seperti gacor, slot, winmax dan lainnya bisa ditemukan dengan mudah pada situs-situs tersebut.
Kepala Bidang Persandian dan Keamanan Informasi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon Aria Dipahandi merasakan betul bagaimana dunia siber semakin menantang, apalagi dengan adanya konten judi daring yang berkamuflase pada situs milik pemkot.
Kesadaran akan bahaya siber mendorong DKIS untuk segera bertindak. Langkah awal dilakukan dengan mengingatkan semua pegawai perangkat daerah di Kota Cirebon untuk lebih teliti saat menjelajah dunia maya, serta jangan asal menekan tombol klik pada tautan yang mencurigakan.
Menurutnya, banyak serangan semacam ini bermula dari satu klik yang tampak tak berbahaya, tetapi ternyata berujung pada jebakan siber.
“Serangan itu terjadi saat sistem keamanan digital belum maksimal. Akhirnya ada beberapa situs yang disusupi konten-konten yang dilarang pemerintah,” katanya.
Aria mengatakan insiden ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Serangan yang menimpa Pusat Data Nasional (PDN) beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga bagi banyak pihak, termasuk Pemkot Cirebon.
Meskipun sempat terkena dampaknya, data utama milik Pemkot Cirebon berhasil diamankan.
Baginya, perang melawan serangan siber ini tak hanya tentang menjaga data instansi Pemerintah semata, tetapi juga melindungi data pribadi milik warga Kota Cirebon yang tersimpan di dalamnya.
Dengan sumber daya yang terbatas, DKIS memutuskan memasang firewall yakni sebuah sistem keamanan jaringan yang dirancang untuk memfilter dan memblokir lalu lintas data mencurigakan yang mencoba mengakses server milik Pemkot Cirebon.
Firewall bekerja layaknya dinding pelindung, memeriksa setiap permintaan masuk, dan hanya mengizinkan akses dari sumber yang dianggap aman.
Aria mengakui dengan jujur firewall tersebut masih kurang ideal. Sebab, perangkat yang dipasang belum memenuhi spesifikasi teknis dan dibutuhkan anggaran cukup besar untuk menyempurnakannya.
“Kami mengalokasikan kurang dari Rp200 juta untuk memulai sistem pengamanan ini, dan ini baru tahap pertama,” katanya.
Membangun benteng digital di tengah keterbatasan dana bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi Aria dan timnya tak pernah berhenti berupaya.
Untuk memperkuat pertahanan, DKIS juga mengerahkan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sebagai mitra dalam menangani ancaman siber.
CSIRT berfungsi seperti tim reaksi cepat, yang siap bergerak setiap kali ada laporan insiden, dari agen-agen yang ditempatkan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Cirebon.
Tim ini bekerja sebagai tim tanggap darurat digital yang menjaga agar setiap gangguan dapat segera tertangani.
Berbekal perangkat yang mungkin sudah usang dan ketinggalan zaman, DKIS Kota Cirebon memproteksi agar situs dan aplikasi milik pemerintah tidak lagi disusupi konten judi daring.