Momentum untuk mengubah arah grup ini tiba, ketika Anwar membaca berita tentang seorang kepala desa yang menggunakan zakat fitrah untuk berjudi daring.
Berita itu begitu mengejutkan baginya. Saat itulah ia memutuskan, grup yang telah lama vakum ini harus dihidupkan kembali, tetapi dengan tujuan yang berbeda.
Pada April 2024, Anwar secara resmi mengubah nama dan fokus dari isi unggahan di ruang digital tersebut.
Grup yang dulunya menjadi tempat edukasi untuk para pencari kerja, kini bertransformasi menjadi ruang diskusi dan dukungan bagi mereka yang resah dengan maraknya judi daring.
Anwar tidak sendirian dalam mengelola grup ini. Bersama beberapa admin lainnya, ia menjaga komunitasnya tetap aman dan privat.
Dia sadar betul bahwa para pelaku judi daring punya cara-cara cerdik untuk mempromosikan produk mereka.
Mereka sangat pintar. Mereka punya strategi untuk menjebak orang agar tertarik. Itulah kenapa grup ini harus lebih waspada dan memastikan tidak disusupi oleh mereka.
Ia menyebut setiap unggahan, reaksi, sampai komentar di grup virtual ini, menjadi bagian dari upaya kolektif untuk melawan praktik judi yang terus menggerogoti ruang digital.
Ia percaya, walaupun perlawanan ini kecil, keberadaan grup tersebut dapat membawa perubahan bagi para anggotanya.
Kisah pilu di balik layar
Grup Facebook yang dikelola oleh Anwar, saat ini menjadi tempat pengakuan bagi para korban yang terjebak dalam siklus kehancuran akibat judi daring.
Berdasarkan amatan ANTARA, hampir setiap hari, narasi-narasi memilukan tertulis dan diunggah di dalam grup tersebut, yang isinya sebagian besar menceritakan penyesalan dari para anggotanya.
Salah satu anggota dengan username anonim, mengungkapkan keberhasilannya karena sempat berhenti berjudi selama 6 bulan terakhir. Namun, dia akhirnya kembali terjerumus dan kalah besar hanya dalam 1 hari.
Selain itu, ada pula unggahan dari seseorang di grup tersebut yang mengaku kehilangan seluruh harta-bendanya dan kini hidup dalam keputusasaan usai mengharap keuntungan semu dari judi daring.
Dia menuliskan bahwa kerugian yang dirasakannya tidak hanya pada sisi finansial, tapi juga kehilangan jati diri dan kepercayaan dari keluarganya.
Kendati demikian, di balik kesedihan dan keputusasaan yang tersirat di setiap unggahan-unggahan tersebut, para anggota di grup ini tetap berusaha saling berbagi cara dan memberikan nasihat agar tidak kembali terjerumus ke dalam aktivitas judi.
Menghentikan kebiasaan buruk ini memang bukan hal mudah, terlebih dampak negatif dari judi daring tidak hanya dirasakan oleh pemainnya, tetapi dialami juga oleh mereka yang mempromosikannya.