ini tidak hanya menawarkan solusi inovatif dalam mengatasi pencemaran plastik, tetapi juga mempercepat transisi Indonesia menuju pencapaian target net zero emission
Depok (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Dr Eng Arnas Lubis ST MT melakukan penelitian pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan dasar teknologi penangkapan karbon dioksida (CO2) langsung dari udara.
Pada penelitian itu Dr Arnas melibatkan Prof Andre Bardow dari ETH Zurich, Swiss, dengan riset bertajuk “Metal Organic Framework (MOF) and Activated Carbon from Wasted Plastics as Adsorbent for Direct Air Capture (DAC): Synthesis, Adsorption Capacity and Life Cycle Assessment.
"Kami berharap penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk menghasilkan teknologi penangkapan CO2 yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan. Pemanfaatan limbah plastik lokal sangat penting untuk mendukung keberlanjutan serta mengurangi jejak karbon global," kata Arnas di Depok, Rabu.
Ia mengatakan sebagai bagian dari kolaborasi ini, mahasiswa FTUI juga akan terlibat langsung. "Kami berencana mengirim mahasiswa program sarjana FTUI ke Waseda University melalui program INSPIRED dari CIL UI untuk mempelajari Molecular Dynamics," ujar Arnas.
“Tujuan utama kami adalah memastikan mahasiswa dapat memahami teknologi canggih seperti ini secara mendalam, sehingga nantinya mereka bisa menerapkan pengetahuan tersebut dalam penelitian dan inovasi di masa depan,” katanya.
Penelitian tersebut mengeksplorasi potensi bahan ramah lingkungan untuk menyerap CO2, dan diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.
Baca juga: Luhut siapkan aturan dukung RI jadi pusat penangkapan karbon dunia
Baca juga: Honeywell Hadirkan Teknologi Penangkapan Karbon Dioksida Teruji untuk Indonesia
Dekan FTUI, Prof Dr Ir Heri Hermansyah, ST M.Eng IPU menyatakan penelitian Dr Arnas Lubis ini memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap lingkungan, khususnya dalam upaya pengurangan emisi karbon.
"Teknologi penangkapan CO2 berbasis MOF dan karbon aktif dari limbah plastik ini tidak hanya menawarkan solusi inovatif dalam mengatasi pencemaran plastik, tetapi juga mempercepat transisi Indonesia menuju pencapaian target net zero emission pada tahun 2060," katanya.
Selain itu, penelitian ini mendukung agenda keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku utama.
“Apabila diadopsi secara luas, teknologi ini dapat membantu Indonesia mencapai pengurangan emisi yang lebih signifikan, terutama di sektor industri dan energi yang menjadi penyumbang utama emisi karbon negara,” ujar Prof Heri
Penelitian ini difokuskan tidak hanya pada pengembangan teknologi teknis, tetapi juga pertukaran metodologi serta transfer teknologi antara UI dan ETH Zurich.
Penelitian yang berlangsung hingga akhir 2024 ini diharapkan menghasilkan sistem penangkapan CO2 berbasis DAC yang memiliki kapasitas penyerapan CO2 optimal dan siap diimplementasikan pada skala industri, khususnya di sektor teknologi hijau dan pengelolaan limbah.
Melalui Program Duta Kolaborasi Riset, UI terus memperkuat posisi sebagai institusi terdepan dalam riset global dan berkomitmen menghadirkan solusi konkret bagi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.
Program ini memungkinkan para peneliti UI untuk berkolaborasi dengan universitas terkemuka di seluruh dunia, memperluas wawasan serta meningkatkan kualitas riset di Indonesia.
Baca juga: Perpres CCS siap dirilis, atur penerapan teknologi hingga impor karbon
Baca juga: Penangkapan karbon tingkatkan produksi migas hingga kurangi emisi
Baca juga: Pertamina-ExxonMobil kolaborasi kembangkan teknologi rendah karbon
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024