Teknologi ini 100 persen akurat. Sistem ini akan bekerja.

Rio De Janeiro (ANTARA News) - Teknologi garis gawang akan digunakan untuk pertama kalinya di ajang Piala Dunia di Brazil, dan dijamin oleh perusahaan penyedianya sebagai sistem yang 100 persen akurat dan tidak bisa diretas.

GoalControl, perusahaan penyedia teknologi garis gawang tersebut, menguji ulang teknologi tersebut April lalu di Stadion Maracana di Rio De Janeiro, tempat akan dilangsungkannya babak final Piala Dunia.

"Teknologi ini 100 persen akurat. Sistem ini akan bekerja," kata direktur pelaksana GoalControl, Dirk Broichhausen, saat presentasi di Maracana, belum lama ini.

Hal itu merupakan kabar bagus bagi Frank Lampard yang golnya dianulir, padahal jelas bola melewati garis gawang, ketika melawan Jerman pada pertandingan kedua melawan Jerman di Piala Dunia Afrika Selatan 2010 lalu.

Induk sepakbola dunia FIFA memberikan kontrak kepada perusahaan Jerman tersebut 16 bulan yang lalu.

Sebanyak 14 kamera berkecepatan tinggi akan dipasang pada masing-masing 12 stadion Piala Dunia untuk mendeteksi apakah bola melintas garis gawang atau tidak.

Presiden dari GoalControl, Bjoern Lindner, menjelaskan bahwa setiap gawang akan disorot oleh tujuh kamera yang mampu mengambil gambar 500 frame tiap detiknya, dan mengirim sinyal "Goal" kepada wasit jika kamera mendeteksi bola melintas garis gawang.

Namun dia menekankan, "Wasit lah yang mempunyai keputusan akhir. Dia bisa saja tak mengindahkan sistem kapan saja. Tapi dia tahu jika sistem itu dapat diandalkan."

FIFA telah menguji sistem tersebut ketika Piala Konfederasi, latihan penutup untuk Piala Dunia di Brazil, di mana sistem tersebut secara akurat mendeteksi setiap gol yang tercipta.

Jika bola tidak melintas garis gawang maka pertandingan akan dilanjutkan.

Kamera-kamera yang dilengkapi dengan sensor teknologi paling mutakhir dipasang pada bagian catwalk di sekeliling stadion. Mereka mengukur posisi bola setiap dua milidetik dengan tingkat akurasi mencapai 0,5cm (0,2 inci).

Data dari kamera tersebut dikirimkan melalui sistem yang terenkripsi dan tidak bisa diretas, kata Broichhausen.

"Sistem tersebut offline... tidak mungkin bisa dimanipulasi. Kami telah melakukan banyak uji internal dan eksternal, saya kira lebih dari 10.000 pengambilan gambar," kata dia.

Juru bicara FIFA Johannes Holzmueller mengatakan "kami sangat bisa mempercayai" sistem tersebut berfungsi dengan baik."

Sistem itu dirancang untuk mendukung dan menghindarkan wasit dari kontroversi seperti ketika menganulir gol Lampard, yang memantul dari tiang gawang dan melewati garis gawang, saat melawan Jerman.

Ketika Lampard melesakkan tendangan tersebut, skor pertandingan 2-1 untuk keunggulan Jerman.

Gol yang dianulir tersebut seakan pertanda bagi kekalahan telak Inggris 1-4 dari Jerman di akhir pertandingan itu.

(A059)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014