Melalui karya-karya ini, anak-anak akan menggambarkan keunikan budaya, keseharian hidup mereka melalui ekspresi seni
Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kemendikbudristek bakal mengirimkan karya seni siswa tingkat SD untuk sayembara buku harian bergambar Enikki Festa yang diselenggarakan oleh Mitsubishi Public Affairs Committee Jepang di tingkat Asia.

Enikki adalah singkatan dari ensukhi, artinya buku harian dalam Bahasa Jepang, yang selama ini menjadi platform bagi anak-anak kita untuk menceritakan budaya dan kehidupan sehari-hari dalam buku harian, dan telah memberikan kesempatan pada anak-anak usia 6-12 tahun dari seluruh Asia untuk menciptakan karya seni,” kata Ketua Harian KNIU untuk UNESCO Itje Chodijah di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan Enikki Festa pertama kali diluncurkan pada tahun 1990 yang memfasilitasi para siswa SD untuk mengumpulkan karya seni dalam tiga halaman yang tidak hanya berisi ilustrasi, tetapi juga deskripsi singkat yang menceritakan kisah atau tema untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan di negara-negara Asia.

Baca juga: Wayan Sastra Kesuma menang sayembara Buku Harian Bergambar internasional

“Melalui karya-karya ini, anak-anak akan menggambarkan keunikan budaya, keseharian hidup mereka melalui ekspresi seni. Di samping itu juga memperkuat pemahaman antar-budaya, karena nantinya akan disandingkan dengan budaya dari negara-negara lain,” ujarnya.

Itje mengemukakan akan ada delapan karya yang dikurasi oleh KNIU bersama para kurator untuk diserahkan kepada tim Mitsubishi pada tahun 2025. Batas pengiriman karya seni pada 30 November 2024.

Baca juga: KNIU: Eksistensi kesenian wayang kulit ditentukan generasi muda

“Kegiatan ini dilakukan mewakili Indonesia dan mudah-mudahan bisa menggerakkan seluruh anak-anak Indonesia yang saat ini diwakili oleh sekolah-sekolah di Jakarta, untuk nantinya dapat membawa cerita anak-anak ke panggung dunia,” tuturnya.

Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk mengenalkan anak-anak tentang etika budaya di tingkat global.

“Kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak saat ini, karena mereka hidup di dunia yang tak terbatas. Oleh karena itu pemahaman budaya global dari bangsa-bangsa lain dapat membuat anak-anak ini memiliki kesadaran bahwa ketiga bergabung di dunia global ada etika-etika tertentu yang harus dipenuhi,” paparnya.

Baca juga: KNIU gelar sidang pleno perkuat peran Indonesia di panggung global

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024