Setelah itu, tim asesmen gedung akan menilai apakah gedung masih layak untuk dimasuki dan ditempati kembali
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 300 orang mengikuti simulasi gempa megathrust di kantor Wali Kota Jakarta Barat (Jakbar) sebagai bagian dari persiapan menghadapi bencana alam, Rabu.

Simulasi itu diadakan oleh Pemerintah Kota Jakbar dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama sejumlah instansi terkait.

"Tadi yang terlibat  penghuni di lantai 2 sampai 10, itu kurang lebih ada 300 orang. Termasuk juga petugas rescue dan juga petugas kesehatan. Ada juga teman-teman dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Jakarta Michael Sitanggang kepada wartawan di lokasi simulasi, Rabu.

Baca juga: Pemkot Jakbar gelar simulasi gempa megathrust dukung mitigasi bencana

Setiap lantai, kata Michael, ditunjuk satu orang captain floor (kapten lantai) untuk mengorganisasi pergerakan massa setiap lantai.

"Jadi setiap ada kejadian gempa, captain floor yang sudah ditunjuk di setiap lantai nanti akan melaksanakan fungsinya," kata Michael.

Simulasi tersebut dilakukan dengan perkiraan kekuatan gempa sebesar 4,4 Modified Mercalli Intensity (MMI).

Baca juga: Pemkot Jaktim-BPBD DKI gelar simulasi penanggulangan gempa megathrust

"Tadi skenarionya adalah dengan gempa bumi megathrust di Kantor Wali Kota Jakarta Barat itu dengan kekuatan 4 MMI, yang kemudian itu kita mengevakuasi semua pegawai yang ada di Blok A," kata Michael.

Dalam proses simulasi, langkah paling awal yang mesti dilakukan oleh para peserta jika terjadi gempa adalah tidak panik.

"Jadi berbeda dengan evakuasi kebakaran, ketika mengalami kebakaran kita itu langsung lari segera mungkin ke luar bangunan. Sedangkan kalau terjadi gempa bumi kita tetap bertahan di dalam bangunan, jangan panik, dan kita melakukan drop, cover, dan hold on. Jadi kita bisa berlindung di bawah kursi, di bawah meja, atau di dekat pilar," tutur Michael.

Setelah itu, lanjut dia, captain floor akan menginstruksikan setiap pegawai untuk mengevakuasi diri.

"Jadi nanti mengikuti arahan, kemudian ke tangga darurat, dan ke titik kumpul yang ada di depan kantor Wali Kota (lapangan terbuka)," kata Michael.

Baca juga: Praktisi: Gedung bertingkat Jakarta wajib sedia skema evakuasi gempa

Jika sudah selesai dan masih ada korban yang terluka, makan pengelola gedung akan melakukan asesmen dan penanganan lanjutan.

"Misalnya tadi dalam simulasi ada korban luka. Nah nanti dilaporkan ada korban luka, dan juga ada ibu hamil yang perlu dievakuasi. Nah ini yang nanti dilaporkan kepada pengelola gedung untuk segera dilakukan penanganan dan evakuasi," kata dia.

Setelah itu, tim asesmen gedung akan menilai apakah gedung masih layak untuk dimasuki dan ditempati kembali.

"Kalau semuanya aman, baru semua pegawai bisa dikembalikan ke ruangannya masing-masing," kata Michael melanjutkan.

Sementara itu Asisten Pemerintahan Kota Jakbar Fimanuddin Ibrahim menyebut simulasi itu penting untuk dilakukan sebagai langkah edukasi.

"Edukasi, jadi kita melihat kejadian bencana bisa kita evaluasi bahwa kesiapan dari SDM-nya, terus bangunannya, pendukung untuk penyelamatannya bisa ditakar," kata Fimanuddin.

Fimanuddin juga memastikan kelengkapan instrumen untuk mengantisipasi bencana kantor Wali Kota Jakbar.

"Seperti rompi bagi captain floor. Dari rompi kan itu sebagai bukti dia sebagai kapten di lantai-lantainya dan juga nanti untuk kesehatan kan di sini kita juga ada tim Unit Gawat Darurat (UGD) yang bersiaga di sini. Nah kalau untuk penyelamatan di depan (seberang) juga kan ada markas Gulkarmat," kata Fimanuddin.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024