Istanbul (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (8/10), menggarisbawahi pentingnya advokasi "tatanan dunia yang adil" di antara semua negara anggota Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS).

"Dalam situasi dunia yang sulit saat ini, sangat penting bagi semua negara CIS untuk mengadvokasi pembentukan tatanan dunia yang adil berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara umum dengan peran utama PBB," kata Putin dalam pertemuan Dewan Kepala Negara CIS di Moskow.

Menyatakan bahwa dia dan rekan-rekannya yang hadir terus mengoordinasikan posisi mereka pada isu-isu global dan regional utama, Putin mengatakan pendekatan mereka terhadap isu-isu tersebut dilakukan "secara tradisional dekat atau sepenuhnya sejalan."

Putin juga menyampaikan bahwa isu-isu tersebut, serta masalah penting terkait kerja sama dalam CIS, telah dibahas dalam pertemuan terbatas sebelumnya.

Presiden Rusia itu menyebutkan keputusan penting telah disepakati yang akan menentukan perkembangan CIS untuk tahun mendatang dan masa depan.

"Persemakmuran Negara-Negara Merdeka terus berkembang. Semua pemimpin yang berkumpul di sini mendukung pendalaman lebih lanjut Persemakmuran ini. Kita melihat bahwa upaya bersama kita secara konsisten memperkuat otoritas CIS sebagai asosiasi integrasi regional," tambahnya.

Selain Putin, pertemuan tersebut dihadiri oleh para pemimpin Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, serta perdana menteri Armenia.

CIS adalah organisasi regional yang dibentuk setelah pembubaran Uni Soviet pada 1991 oleh mantan anggotanya untuk mendorong kerja sama dalam urusan ekonomi, politik dan keamanan.

CIS memiliki sembilan anggota - Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan - dan Turkmenistan, yang merupakan anggota asosiasi.

Moldova menangguhkan partisipasinya dalam pertemuan CIS pada 2022.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Rusia: Dalang serangan Crocus ingin rusak hubungan negara CIS
Baca juga: Rusia, Azerbaijan isyaratkan penguatan hubungan bilateral
Baca juga: Rusia masuk tiga besar negara terkemuka dalam pengembangan AI

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024