Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan TNI AU akan memberikan pendidikan terbaik di bidang teknologi untuk personelnya agar dapat berkontribusi dalam memperkuat pertahanan siber.

"Sumber daya manusianya bagaimana? Kita siapkan melalui pendidikan-pendidikan, baik di dalam negeri maupun luar negeri," kata Tonny saat ditemui di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Menurut KSAU, sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam membangun pertahanan siber di TNI AU. Pembentukan SDM yang unggul pun harus dilakukan secara bersama-sama.

Selain mengirim personel TNI AU mengenyam pendidikan hingga luar negeri, Tonny juga berupaya berkolaborasi dengan ahli siber dalam negeri untuk memperkuat pertahanan siber TNI AU.

"Untuk itulah semua insan elektronika saya minta ikut semua di sini untuk membuka wawasan dan inilah Angkatan Udara," katanya.

Baca juga: KSAU pastikan pengembangan teknologi siber masuk dalam renstra TNI AU

Selain kebutuhan SDM, Tonny juga menyinggung pentingnya peningkatan fasilitas elektronik untuk menunjang kerja dalam pertahanan siber.

Namun demikian, ia tidak memungkiri jika peningkatan fasilitas teknologi tersebut merupakan investasi pertahanan yang cukup mahal.

"Kita tetap mengikuti perkembangan kemajuan elektronika dan saya menyadari bahwa mengikuti perkembangan elektronika ini tidak mudah dan tidak murah," kata KSAU.

Baca juga: MPR: Keamanan siber perlu ditingkatkan untuk hadapi ancaman pertahanan

Kendati demikian, ia yakin kebutuhan akan teknologi siber dan SDM yang berkualitas bisa terpenuhi secara bertahap hingga TNI AU memiliki sistem pertahanan siber yang kuat pada tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya, TNI AU telah memasukkan rencana pengembangan teknologi siber dalam rencana strategis TNI AU untuk 20 tahun ke depan.

Menurut Tonny, pengembangan teknologi siber menjadi salah satu prioritas TNI AU karena saat ini dunia sedang memasuki era peperangan siber atau cyber warfare.

Cyber warfare tersebut seringkali menyerang jaringan informasi, pembobolan data pemerintah hingga penyebaran berita propaganda demi menghancurkan sebuah negara.

Baca juga: Menko Polhukam: Angkatan Siber perlu dibentuk untuk perkuat pertahanan
Baca juga: Wakil Ketua DPR dukung Kemenhan tambah Angkatan Siber

Pewarta: Walda Marison
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024