Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan penggunaan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam kontestasi Pemilu Presiden harus dihentikan karena bisa merusak keharmonisan kehidupan masyarakat Indonesia yang plural.
"Jangan hanya karena Pilpres, tatanan masyarakat yang sudah baik, sudah harmonis, menjadi rusak," kata Khofifah di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan isu SARA sangat sensitif di masyarakat dan jika terus disuarakan bisa memicu konflik horizontal, bahkan disintegrasi. Apalagi, kata dia, suka atau tidak suka harus diakui bahwa masyarakat masih mudah terpengaruh dengan sentimen SARA.
Selama ini, lanjut Khofifah, tokoh-tokoh moderat telah berupaya keras menjaga keharmonisan di dalam masyarakat yang beragam, sehingga sangat disayangkan jika apa yang diusahakan itu rusak akibat perebutan kekuasaan.
Sebagaimana diberitakan merebaknya isu SARA terkait pilpres tidak hanya mencuat di media sosial, namun juga tersebar ke masyarakat melalui media massa, salah satunya melalui tabloid Obor Rakyat yang isinya memojokkan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menyebutnya sebagai non-Muslim dan beretnis Tionghoa.
Khofifah menampik jika pernyataannya itu semata-mata untuk membela Jokowi, mengingat ia merupakan salah satu juru bicara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Persoalan ini menjadi keprihatinan kita semua. Kita tentu tidak ingin pilpres yang seharusnya menjadi pijakan untuk menata masa depan, justru merusak tatanan yang sudah baik di masa sekarang," katanya.
Menurut dia, kerusakan harmonisasi kehidupan masyarakat merupakan ongkos yang terlalu mahal untuk sebuah persaingan menuju kekuasaan dan akan menjadi beban berat bagi siapa pun yang nanti terpilih sebagai presiden dan wakil presiden untuk melakukan pemulihan.
"Jadi, untuk menang tidak boleh menghalalkan segala cara," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden-wakil presiden yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua Jokowi-Jusuf Kalla.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014