tidak tepat sasaran, tidak merata dan tidak adil
Jakarta (ANTARA) -
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2024 nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) memberikan perhatian yang serius terhadap masalah pendidikan di Jakarta, dengan menawarkan program sekolah gratis untuk semua, khususnya dari keluarga kurang mampu.
 
"Sekolah swasta gratis ini untuk yang 'grade' (tingkat) 3, 2, 1. Deteksinya, mayoritas muridnya dari keluarga kelas menengah ke bawah," kata Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya perhatian terhadap pemberian sekolah swasta gratis mengingat sekolah negeri sudah gratis, namun belum bisa menampung semua anak usia sekolah.

Sehingga, kata Basri Baco, masih banyak anak usia sekolah yang akhirnya ke sekolah swasta dan bayar.

"Di Jakarta ini, sekarang masih ada anak putus sekolah, karena sekolah di swasta, tidak mampu bayar iuran. Ada yang ijazahnya ditahan, karena belum lunas bayar. Ada anak dipulangkan oleh sekolah, karena belum bayar SPP. Inilah yang membuat keprihatinan kami," kata Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu.

Baca juga: Sekolah gratis, Disdik DKI gandeng 2.090 sekolah swasta

Pasangan RIDO tidak akan menghapus Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus bila semua sekolah baik negeri maupun swasta sudah digratiskan. Namun, akan meningkatkannya. 

"Nanti ada bantuan uang seragam untuk SD hingga SMA. Setiap tahun. Swasta yang masuk sekolah gratis dan negeri," kata anggota Komisi E (bidang pendidikan) DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 itu.
 
Menurut dia, KJP Plus nantinya juga akan disempurnakan karena selama ini masih ada tiga masalah terkait penyalurannya. 
 
"Tiga masalah itu adalah tidak tepat sasaran, tidak merata dan tidak adil," kata Wakil Ketua DPRD Jakarta periode 2024-2029 itu.

Basri Baco menyebutkan tidak tepat sasaran karena masih ada siswa dari keluarga mampu yang seharusnya tidak berhak dapat, tapi malah dapat KJP Plus.

Baca juga: Sekolah gratis dinilai bisa selesaikan masalah PPDB di Jakarta

"Maka kita akan berikan solusi dengan membuat sistem, yang secara pasti bisa mendeteksi," katanya. 

Kedua, tidak merata. Artinya, di sebagian wilayah banyak yang dapat, tapi di bagian lainnya tidak. Padahal mereka sama-sama berhak sebagai penerima KJP Plus.
 
Ketiga, tidak adil. Ada keluarga yang misalnya dia punya anak tiga, ya tiga-tiganya dapat KJP. Tapi, ada juga yang tidak dapat sama sekali.

Tak hanya sekolah gratis hingga tingkat SMA, Basri Baco mengungkapkan, pasangan RIDO juga memiliki program Beasiswa Kuliah untuk tiap keluarga di Jakarta.

Dengan adanya program beasiswa ini memberikan kesempatan kepada siswa dari keluarga kurang mampu, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Baca juga: Pemprov DKI harus prioritaskan program sekolah gratis

Program ini melanjutkan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang saat ini sudah jalan.

"KJMU diteruskan dan diperluas. Sekarang kan hanya untuk kampus tertentu, kampus swasta besar dan kampus negeri. Padahal belum tentu anak keluarga kurang mampu bisa masuk ke situ. Sehingga kita perluas jangkauan KJMU ini, bisa untuk kampus swasta biasa saja, yang bukan swasta besar atau elit," paparnya.

Program sarjana
Ke depan, lanjut dia, setiap keluarga kurang mampu di Jakarta, harus ada anaknya yang jadi sarjana. Istilahnya, satu keluarga satu sarjana.

"Jakarta kota global. Indikatornya adalah pemerataan warganya yang berpendidikan tinggi. Perlahan tapi pasti, kita tingkatkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Anak keluarga kurang mampu akan kita bantu menjadi sarjana," katanya.

Basri Baco menyebut program satu keluarga satu sarjana ini akan memiliki efek domino yang luar biasa ke depannya.

Baca juga: Anggota DPRD DKI: Revisi perda prioritas untuk beri pendidikan gratis

"Misal, ada keluarga kurang mampu yang punya tiga anak. Anak pertama kita kuliahkan sampai jadi sarjana. Kemudian dia kerja. Setelah kerja, dia pasti akan termotivasi untuk menjadikan sarjana adiknya. Begitu juga adiknya. Jadi, kita nolong satu, tapi tiga anaknya jadi sarjana semua," katanya.

Orang tua berpendidikan sarjana juga pasti akan menyekolahkan anaknya hingga sarjana. Bahkan kalau bisa, lebih tinggi.

"Jadi, ini multiefek. Dan jika pendidikan warga Jakarta naik, maka ekonomi juga akan naik. Beda kalau kita kasih modal uang, akan cepat habis. Usahanya rugi, habis. Miskin lagi. Kalau modal pendidikan, hanya Tuhan yang mencabutnya. Seumur hidup akan terus memberikan manfaat," kata Basri Baco.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana nomor urut 2 dan Pramono Anung-Rano Karno nomor urut 3 pada Pilkada DKI Jakarta.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024