Yogyakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan ZCoffee, usaha minuman kopi kekinian yang mengedepankan pemberdayaan, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai bagian dari upaya memperkuat santripreneur yang ada di kampus tersebut.

"Hari ini Baznas meluncurkan ZCoffee pertama di Yogyakarta, jadi ini program nasional yang kita tujukan untuk memperkuat santripreneur," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan usai peluncuran usaha tersebut di UIN Yogyakarta, Selasa sore.

Menurut dia, ZCoffee tersebut dikelola oleh santripreneur dan agar santri bisa mempunyai usaha secara mandiri dan bisa menciptakan episentrum kesejahteraan.

Dia mengatakan, usaha minuman kopi tersebut juga akan diaplikasikan di kampus-kampus lain di Yogyakarta, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

Baca juga: Dukungan Baznas turut membantu majukan usaha Kopi Lembur milik Fauzan

Baca juga: Santri Milenial gandeng Baznas gelar festival kopi


"Jadi, kita mulai di empat titik kampus, semoga ini menjadi bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi produktif berbasis zakat, jadi ini adalah berbasis zakat," katanya.

Dia mengatakan, sistemnya Baznas akan memberikan dukungan 'capacity building' dengan melakukan training baristanya, kemudian juga akan memberikan modal kerja kepada penerima dan juga pendampingan.

"Karena kita harapkan anak-anak ini akan bisa mandiri. Dan tidak perlu dikembalikan kepada Baznas, jadi ini menjadi kepemilikan dari mustahiq (yang berhak menerima zakat) yang kita berikan," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dipilihnya minuman kopi, karena Baznas saat ini mempunyai binaan petani kopi di berbagai daerah, sehingga di hulu sudah mempunyai 'on farmnya, sementara di hilir belum mempunyai on farm.

"Maka kita menciptakan hilirisasi kopi, yang paling gampang adalah sekarang kita memenuhi gaya hidup dari anak anak muda generasi Z yang suka kopi, ini betul betul kopi dari hasil tanaman petani kopi kita, dan kemudian diolah secara baik, kualitas baik, dan harga terjangkau," katanya.

Dengan demikian, kata dia, program pemberdayaan ini adalah bertemunya sektor hulu petani petani kopi dengan sektor hilir yaitu santripreneur.

"Mereka kita pertemukan di ZCoffee, jadi ketika kita membeli kopi itu ada dua dimensi pemberdayaan, yaitu ikut memberdayakan petani kopi, dan ikut memberdayakan santri," katanya.

Dia juga mengatakan, para pengelola usaha minuman kopi kekinian tersebut akan mendapat pembinaan, kemudian pendampingan, misalnya kalau tidak laku penyebabnya bagaimana apakah tempatnya strategis atau tidak akan dilakukan.

"Ini kampus pertama, nanti menyusul UGM, UMY dan UNU. Tiga kampus ini sedang diproses, target bulan ini, jadi kita sudah koordinasi dengan kampus untuk mendorong pemberdayaan santri santri yang menjadi mahasiswa supaya mereka lebih produktif," katanya.*

Baca juga: Baznas-IPB luncurkan Santripreneur Kompetisi Wirausaha Pertanian 2024

Baca juga: Baznas umumkan pemenang Kompetisi Santripreneur Agrobisnis 2024


Pewarta: Hery Sidik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024