Pemerintah meyakini hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi
Presiden Jokowi pada 4 November 2022 juga telah meluncurkan program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Presiden berharap program bioetanol ini dapat berjalan secara bertahap, dimulai dari bioetanol 5 persen (E5), kemudian meningkat menjadi E10, E20, dan seterusnya.

Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diproyeksikan dapat menjadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40 ribu kiloliter pada 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter pada 2030.

Implementasi bioetanol sebagai campuran BBM telah dimulai oleh Pertamina melalui peluncuran produk Pertamax Green 95 pada 2023. Saat ini sudah ada sekitar 80 SPBU yang melayani produk campuran 95 persen bensin dan 5 persen bioetanol.

 

Inisiatif dan proyek EBT

Selain fokus pada pengembangan bioetanol dari tebu, Pemerintah juga cukup gencar mendorong pembangunan proyek EBT dalam upaya meningkatkan bauran energi terbarukan dan kesejahteraan masyarakat.

Seperti yang dilakukan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana pemasangan PLTS off-grid berkapasitas 2.920 kWp atau 2,9 MW oleh PT PLN sejak 2019 telah memberikan akses listrik bagi ribuan rumah tangga dan mendukung berbagai aktivitas ekonomi.

Tidak hanya di Labuan Bajo, pemanfaatan energi bersih juga memberikan dampak positif di wilayah Indonesia lainnya, seperti Desa Oelpuah, Kupang Tengah, NTT.

Pemasangan PLTS Kupang berkapasitas 5 MWp yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Desember 2015 itu memberikan kontribusi sekitar 4 persen dari total kebutuhan listrik Pulau Timor.

Demikian juga dengan pembangunan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, yang telah diresmikan pada November 2023. PLTS ini diklaim sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia.

Proyek PLTS Terapung Cirata tidak hanya menghasilkan listrik bersih, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal di bidang energi terbarukan. Dengan melibatkan 1.400 pekerja lokal, proyek ini diyakini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk pengembangan proyek serupa di masa depan.

Dengan pengalaman yang diperoleh dari proyek Cirata, para pekerja lokal diharapkan siap untuk terlibat dalam proyek-proyek PLTS terapung lainnya yang direncanakan oleh PLN, termasuk PLTS Terapung Saguling di Waduk Saguling, Jawa Barat dan PLTS Singkarak di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Keberhasilan-keberhasilan ini harus menjadi momentum bagi Indonesia untuk terus memperluas pemanfaatan energi bersih sehingga target penurunan emisi gas rumah kaca sesuai dengan Perjanjian Paris dapat tercapai.

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024