Selama ini kita berkembang dari market yang pindah ke syariah, kita ingin kembangkan yang sudah syariah sedari awal untuk bisa masuk juga
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melakukan empat strategi penguatan untuk mempertahankan kinerja positif yang telah dicapai selama ini.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan strategi pertama, BSI harus bisa memperluas cakupan pasar yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan oleh BSI dengan cara menargetkan generasi muda dan orang-orang yang konformis.
“Selama ini kita berkembang dari market yang pindah ke syariah, kita ingin kembangkan yang sudah syariah sedari awal untuk bisa masuk juga. Di sisi lain, pendekatan juga akan diperkuat, baik pendekatan secara 'offline' dan 'online',” kata Anton Sukarna dalam acara Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Jakarta, Selasa.
Strategi kedua, memperdalam pasar (market) syariah dengan memperkuat model investasi baru seperti emas.
Anton mengatakan BSI mendapatkan berkah karena menjadi salah satu perusahaan yang diberikan izin oleh pemerintah untuk berjualan emas dan menjadikan emas sebagai salah satu investasi.
Baca juga: BSI buka 470 outlet weekend banking selama Oktober
Baca juga: BSI buka outlet layanan prioritas di Balikpapan
Strategi ketiga, dengan memperkuat basis transaksional (transactional base) yang fokus pada transaksi harian nasabah melalui kanal elektronik atau e-channel BSI seperti BSI Mobile dan ATM.
Ia mengatakan saat ini BSI fokus untuk meningkatkan jumlah merchant QRIS dan EDC BSI agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Diketahui, per Agustus 2024 jumlah merchant QRIS BSI mencapai 392 ribu merchant dan EDC baru 3.305 merchant.
Menurut Anton, saat ini market terbesar BSI masih ada pada sektor payroll base dengan jumlah hingga 2 juta nasabah.
“Sekarang kita coba dorong ke transactional. Supaya nantinya transaksi akan full di BSI. Contoh pengusaha jilbab mungkin nasabah BSI tapi tools pembayarannya belum menggunakan BSI. Sekarang sektor ritel masih dominan customer yang payroll, makanya bisa dilihat pas weekend DPK kita turun, tapi di hari Senin naik lagi DPK nya karena sudah mulai nyetor dan lainnya,” ucap Anton.
Strategi terakhir, lanjut Anton, adalah penguatan dari sisi digital yang mana akan membuka pintu peluang bagi BSI untuk bisa melayani nasabah selama 24 jam.
Ia mengatakan saat ini 97,9 persen nasabah sudah menggunakan e-channel BSI sebagai sarana bertransaksi.
BSI juga terus berupaya meningkatkan layanan digital melalui kanal mobile banking yang bisa diandalkan dan mampu menjawab setiap kebutuhan nasabah ke depannya.
“Dari sisi digital, ini sedang disiapkan oleh BSI baik dari sisi penguatan IT, penguatan personel IT, dan akan ada yang baru untuk jadi game charger selanjutnya dari BSI,” tutupnya.
Baca juga: BSI mengelola dana payroll Rp21 triliun hingga Agustus 2024
Baca juga: BSI perkuat ekosistem syariah bersama travel haji dan umrah
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024