Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Datin Fatia Umar menyampaikan potensi cofiring untuk mengurangi emisi penggunaan batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) demi mencapai net zero emission atau emisi nol bersih.

"Cofiring PLTU batu bara biomassa merupakan upaya alternatif mengurangi penggunaan batu bara dengan mengganti sebagian batu bara dengan biomassa untuk mencapai net zero emission," ujar Peneliti Pusat Riset Teknologi Pertambangan BRIN, Prof Datin dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Baca juga: PLN targetkan pasok 10 juta ton biomassa untuk cofiring PLTU pada 2025

Dia menyebut co-firing, teknologi pencampuran bahan bakar di PLTU, terutama biomassa untuk mengurangi batu bara, dapat menjadi jembatan energi sebelum dilakukan penutupan PLTU sebagai bagian dari menekan emisi dari sektor energi, mengingat emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi ditargetkan dikurangi 358 juta ton pada 2030.

Dia menjelaskan bahwa potensi biomassa untuk cofiring di Tanah Air, menurut penelitian, termasuk dari hutan tanaman energi (HTE) yang memiliki luasan 991 ribu ton berdasarkan data 2022 serta 2,4 juta ton serbuk gergaji, serpihan kayu 789 ribu ton, cangkang sawit 12,8 juta ton, sekam padi 10 juta ton, tandan buah kosong 47,1 juta ton, dan sampah rumah tanggah 68,5 juta ton.

Dia bersama tim peneliti BRIN sudah melakukan penelitian untuk mengatasi kendala utama dalam cofiring dengan biomassa, yaitu terjadinya slagging/fouling, yakni menempelnya partikel abu di permukaan boiler untuk pembakaran.

Salah satu penelitian yang dilakukan adalah mengatasi slagging/fouling dengan proses pencucian biomassa dan penambahan mineral.

"Sehingga, penerapan teknologi cofiring ini bisa diterapkan secara masif, karena sekarang ini masih sedikit sekali, kalaupun menggunakan baru 5 persen untuk PLTU yang eksisting. Mudah-mudahan ke depan kalau kendala ini sudah bisa kita atasi bisa lebih banyak lagi PLTU yang bisa menggantikan sebagian batu bara dengan biomassa," ujarnya.

Baca juga: Bahlil sebut masih mengkaji soal pensiun dini 13 PLTU batu bara

Baca juga: Penerapan cofiring PLTU Jeranjang Lombok dinilai beri manfaat ganda


Sebelumnya, beberapa PLTU di Indonesia sudah menerapkan cofiring dengan biomassa untuk mengurangi penggunaan batu bara.

Menurut pernyataan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) hingga akhir 2023, sebanyak 46 dari 52 PLTU yang dikelola oleh PLN Grup telah berhasil mengimplementasikan program tersebut.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024