Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah kembali memberangkatkan sebanyak 16 calon mahasiswa ke Universitas Al-Ahgaff Yaman yang merupakan program beasiswa pendidikan Sigi Masagena.

Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Desa Bora, Selasa, menuturkan untuk tahun 2024 program beasiswa Sigi Masagena hanya memberangkatkan 16 calon mahasiswa dari kuota 20 orang.
 
"Tahun ini sesuai program sebanyak 20 orang mengikuti seleksi dan berdasarkan hasilnya terpilih 16 orang untuk melaksanakan pendidikan di Universitas Al-Ahgaff Yaman," kata Irwan Lapatta.
 
Ia mengemukakan agar seluruh calon mahasiswa tersebut dapat menempuh pendidikan di Yaman dengan sebaik-baiknya.
 
"Tentunya pesan kami agar seluruhnya dapat melaksanakan pendidikan dengan bersungguh-sungguh, dan tetap menjalankan syariat agama dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.
 
Dia mengatakan, program beasiswa Sigi Masagena tahun 2025 untuk 30 orang anak guna menempuh pendidikan di Universitas Al-Ahgaff Yaman.
 
"Tahun depan telah diprogramkan sebanyak 30 orang untuk mengikuti program beasiswa pendidikan Sigi Masagena khususnya di Universitas Al-Ahgaff Yaman, dan akan ditambahkan kekurangan dari tahun ini sebanyak empat orang, sehingga total 34 orang akan diprogramkan untuk mendapatkan beasiswa pendidikan Sigi Masagena," ujarnya.  
 
Menurutnya beasiswa pendidikan ke Universitas Al-Ahgaff Yaman merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam moderasi beragama dan mencegah adanya paham radikalisme serta terorisme di daerah itu.
 
Program Sigi Religi dan Masagena dapat menjadi contoh untuk daerah lainnya sebagai bentuk moderasi beragama.
 
"Harapannya program ini menjadi ruang moderasi agar menjadi contoh minimal secara scope daerah," sebutnya.
 
Ia menjelaskan, Sigi Religi dan Masagena sebagai salah satu program yang dapat mencegah masuknya radikalisme dan terorisme terhadap anak muda dan masyarakat di kabupaten Sigi.
 
"Anak-anak yang ke Yaman ini tentu mendapatkan ilmu-ilmu pemahaman Islam yang mengacu kepada Ahlussunnah Wa jamaah dan ruang-ruang yang sama dengan ajaran Guru Tua yakni Alkhairaat makanya mereka inilah nanti yang menjadi cikal bakal menangkal ruang-ruang radikalisme dengan mengajarkan hal yang baik, sehingga tanggung jawab kami setiap yang tamat dari Yaman harus mengajar di pesantren tapi hanya di wilayah Kabupaten Sigi," ujarnya.

Baca juga: PPSP Kemendes tinjau pengembangan program "smart village" di Sigi
Baca juga: Sigi bantu warga peroleh dana usaha melalui program KUR-Nol persen
Baca juga: Pemkab Sigi prioritaskan program beasiswa bangun SDM unggul


 

Pewarta: Moh Salam
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024