Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengemukakan bahwa konsep rumah susun (rusun) harus dibenahi untuk
terjuwudnya Jakarta sebagai kota global.

"Pembangunan rusun itu baik. Tetapi konsep 30 tahun yang lalu, 25 tahun yang lalu, rusun itu untuk membangun masyarakat supaya ekonominya tumbuh," kata Heru di Jakarta, Selasa.

​​​​​Karena itu rusun di Jakarta disubsidi berbagai hal. "Masyarakat masuk, setelah ekonominya meningkat maka harusnya beliau-beliau itu bisa mencari tempat tinggalnya sendiri, berganti lagi (penghuni rusunnya)," katanya.

Namun hari ini, masyarakat yang sudah mampu terus berada di situ. Karena itu, Heru berpesan agar Kepala Dinas Perumahan memikirkan hal ini.

Pada 20 tahun yang lalu Jakarta menggunakan konsep seperti itu. Mereka yang tidak mampu ditopang listrik murah, air murah serta bansos sehingga bisa menabung.

"Anak-anaknya nanti bisa besar sekolah, bisa mendapatkan rumah sendiri yang layak huni," kata Heru.

Baca juga: Tak ada korban jiwa pada kasus anak terjebak di lift rusun
Baca juga: Asosiasi minta IPL di rusun tidak dikenakan PPN


Tapi yang sekarang terjadi adalah rumah susun itu sampai sumur hidup. Karena itu, Heru selama dua tahun terakhir melakukan perubahan.

"Jadi warga, misalnya, di satu kampung ada 10 sampai 20 KK, mereka bersepakat untuk memberikan bersama-sama lahannya untuk menaikkan bangunan hanya 4 sampai 5 lantai," katanya.

Sisa lahannya untuk bersama supaya bisa mendapatkan rumah lain, bisa berdagang dan rusun vertikal yang dibangun pemerintah. Sebagai contoh di Palmerah dan di Tanah Tinggi menjadi contoh pertama yang masyarakatnya tidak perlu pindah dan sudah biasa di sana.

Berikutnya, kata Heru, mereka membiayai dirinya sendiri dengan konsep tambahan di lantai atas rusun. Di sana, mereka bisa menyewakan sehingga bisa merawat dirinya dan bangunan.

Heru menjelaskan konsep ini terus berkembang agar masyarakat bisa lebih mandiri.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024