Samarinda (ANTARA) -
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Samarinda, Kalimantan Timur(Kaltim)tengah bersiap menjalankan program pembinaan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui pengembangan pertanian pintar (smart farm).
 
"Program ini bertujuan untuk membekali WBP dengan keterampilan bercocok tanam modern sebagai bekal mereka kembali ke masyarakat," kata Kepala Lapas Narkotika Samarinda Theo Purba di Samarinda, Selasa.

Ia melanjutkan, Smart farm yang diterapkan sudah modern, menggunakan sistem elektrik untuk penyiraman tanaman.

Lahan seluas 38x8 meter telah disiapkan untuk program ini, dengan fokus awal pada penanaman cabai.

"Kami mencoba mengubah mindset program ke produk primer yang dibutuhkan masyarakat, seperti cabai," ujar Theo.

Pemilihan cabai didasarkan pada tingginya kebutuhan pasar dan fluktuasi harga yang kerap terjadi.

Selain cabai, Lapas Narkotika Samarinda juga mengembangkan ternak bebek dan ayam petelur dalam program asimilasi warga binaan.

"Soal pakan, sisa makanan yang tidak terpakai bisa dibuat pakan ternak. Jadi, program ini juga terintegrasi dengan upaya pengurangan sampah," tambah Theo.

Sebelumnya, Lapas telah memanen selada air hingga pakcoy dari green house yang mereka kelola. Terkait pembinaan asimilasi WBP yang ia usung, Lapas Narkotika Samarinda fokus pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan untuk mendukung program ketahanan pangan.

Theo menyadari bahwa program pembinaan kemandirian harus disesuaikan dengan kondisi pasar. "Program yang ada sudah bagus, tapi harus relevan dengan minat dan kebutuhan masyarakat ," katanya.

Untuk memasarkan hasil pertanian dan peternakan, Lapas memberdayakan pasar dan pedagang di sekitar Samarinda Utara.

"Karena kapasitas produksi terbatas, untuk target market sekitar sini saja sudah cukup," jelas Theo.

Program smart farm ini mendapat dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui APBD Perubahan.

"Awal November mulai dikerjakan, dari penyediaan peralatan, bibit, hingga bimbingan teknis cara menanam dan merawat," kata Theo.

Saat ini, sudah ada dua green house yang telah dikelola Lapas Narkotika Samarinda, dengan tanaman pakcoy, kemangi, hingga selada.

Melalui program smart farm ini, Lapas Narkotika Samarinda berharap dapat memberikan bekal keterampilan bercocok tanam modern kepada WBP, sekaligus turut berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan di daerah.
Baca juga: WBP Lapas Narkotika Samarinda sukses mengembangkan kacamata kayu
Baca juga: Sesditjenpas puji karya WBP Lapas Narkotika miliki nilai jual PNBP

 

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024