"Saya di sini mau menjawab isu penghapusan tunjangan sertifikasi jika saya terpilih jadi presiden. Bapak Ibu percaya tidak saya mau hapus sertifikasi? Kalau percaya ya kebangetan kan Bapak Ibu orang pintar," kata Jokowi di depan forum Lokakarya Peningkatan Kualitas Guru di Hermes Palace Medan, Sumatera Utara, Senin.
Jokowi justru mewacanakan akan menambah tunjangan sertifikasi guru.
"Logikanya kan tidak mungkin saya menghapus, tapi kalau ditambahin iya. Masa dihapus, 'ininya' di mana?" Kata Jokowi sambil telunjuknya menunjuk dahi sendiri.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan guru memiliki peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
"Kenapa guru penting? Dulu waktu Jerman jatuh yang pertama dibangkitkan adalah bidang pendidikan. Begitu juga Korea. Lalu Jepang, apa yang ditanyakan Perdana Menteri dan Kaisar waktu merka jatuh? Mereka tanya masih ada berapa guru tersisa? Oleh sebab itu akan saya tempatkan pendidikan di program saya nomor satu," katanya.
Dalam Lokakarya tersebut, Jokowi juga sempat berdialog dengan para guru salah satunya adalah Agustina guru SMP Methodist Dua Medan.
"Saya harap sekolah swasta jangan dianaktirikan. Selain itu sertifikasi guru saat ini tidak transparan, kalau kuta urus ke dinas masih harus salam tempel. Kami juga mau sekolah lagi untyk peningkatan SDM guru," kata Agustina.
Menanggapi hal itu, Jokowi berjanji akan menghilangkan "tradisi pemberian amplop" dalam tubuh lembaga pendidikan jika dirinya terpilih menjadi presiden.
"Kalau Jokowi-JK memegang pemerintahan, kita ingin menghilangkan amplop-amplopan dengan membangun sistem yang baik. Zaman sekarang masih pakai salam tempel, itu nanti yang kita kejar, kita akan pangkas," katanya.
Pemilihan presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasang kandidat yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014