Jakarta (ANTARA) - Inovasi teknologi membuat pemerintah mau tak mau harus bertransformasi. Transformasi digital bukan lagi sebuah pilihan, namun kebutuhan untuk memastikan agar Indonesia bisa bersaing di era globalisasi.

Dalam satu dasawarsa terakhir di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, transformasi digital dipercepat dan telah membawa perubahan signifikan pada banyak aspek kehidupan masyarakat, diantaranya layanan birokrasi, layanan publik, serta layanan sektor jasa keuangan.

Dengan digitalisasi, layanan publik dan sektor jasa keuangan semakin cepat, handal dan mudah diakses oleh masyarakat, serta meningkatkan transparansi.

Di sisi lain, transformasi digital juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi, seperti software developer, data analyst, dan data engineer. Selain itu, ekonomi gig, seperti pengemudi ojek online, pengantar makanan, dan freelancer, juga berkembang pesat, menyediakan pekerjaan untuk jutaan orang.

Pemerintah telah merumuskan Peta Jalan Digital Indonesia 2021-2024 yang terdiri atas empat pilar utama yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Fokusnya adalah pada pemerataan jaringan broadband, peningkatan penetrasi jaringan 5G, dan pengembangan ekosistem teknologi konektivitas generasi berikutnya.

Tentu, dari sekian ratus juta warga Indonesia, ada saja yang marginal dalam hal teknologi. Ada juga yang mempunyai akses terhadap teknologi namun tidak memiliki literasi digital yang memadai untuk dapat memanfaatkannya.

Untuk memperluas akses masyarakat terhadap internet, Pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital terutama di daerah-daerah terpencil. Pemerintah juga mendorong adopsi teknologi, meningkatkan talenta digital dan menyelesaikan regulasi pendukung yang bertujuan untuk menyiapkan masyarakat digital.

Dengan jangkauan internet yang lebih luas, maka dunia usaha di daerah dapat semakin berkembang karena memanfaatkan transaksi dalam jaringan.

Hingga Desember 2023, sebanyak 4.988 Base Transceiver Station (BTS) 4G di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) telah dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Capaian itu mewakili sebanyak 96 persen dari total target pembangunan 5.618 BTS selama 2021-2024.

Berdasarkan data Kemkominfo, dari total 83.218 desa di seluruh Indonesia, sebanyak 84,9 persen desa telah terhubung dengan internet.

Pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur internet di 12.548 desa yang belum terjangkau akses internet, melalui pembangunan kabel serat optik (fiber optic) di darat dan di laut secara masif. Hal itu dilakukan agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan akses internet secara merata.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024