Sao Paulo (ANTARA News) - Berikut adalah lima pemain kunci dari negara-negara yang akan bertarung pada Grup F Piala Dunia 2014 di Brasil, dikutip dari AFP:
Lionel Messi - Argentina
Kelahiran 24 Juni 1987 dengan 85 kali penampilan memperkuat Argentina
Tidak banyak hal baru yang bisa ditambahkan dan disebut talenta terpanas pada generasinya ini.
Lionel Messi tidak tersangkal lagi statusnya sebagai pemain terbaik yang pernah disaksikan dunia semenjak rekan senegaranya, Diego Maradona, meskipun hingga saat ini ia belum pernah berhasil memeriahkan gelaran Piala Dunia dengan kemampuannya.
Boleh jadi Messi tidak berada di level secemerlang kala menghadapi Piala Dunia edisi lalu, namun bukan tidak mungkin hal itu justru memberi kesempatan bintang Barcelona itu lebih bersinar, dengan lebih sedikit sorotan lampu mengarah kepadanya, sementara sebagian berpaling ke rekan satu timnya di Barcelona, Neymar.
Messi memiliki sentuhan kaki kiri nan magis, mengolah bola berbalut aksi, akselerasi bak seorang pelari dan akurasi tajam dalam setiap upaya tendangannya ke gawang.
Edin Dzeko - Bosnia Herzegovina
Kelahiran 17 Maret 1986 dengan 62 kali penampilan memperkuat Bosnia Herzegovina.
Karirnya tidak selalu berjalan ke arah yang diinginkan sejak bergabung dengan Manchester City pada 2011, namun Edin Dzeko tetap memiliki kesempatan untuk bersinar terang di tingkat Piala Dunia.
Berbeda dengan ketika membela klubnya ia kerap mengakrabi bangku cadangan, Dzeko merupakan pilihan utama yang tidak tergoyahkan di lini serang Bosnia Herzegovina.
Catatan golnya di tingkat internasional lebih baik dari satu di setiap dua laga, sementara kala membela Wolfsburg, di mana ia memenangi gelar juara Bundesliga Jerman, hampir 0,6 gol per laga.
Sebagai penyerang yang tinggi dan tangguh serta mendominasi dalam perebutan bola-bola atas sekaligus memiliki kemampuan mengolah bola dengan kakinya, Dzeko tidak diragukan lagi adalah ancaman paling berbahaya yang dimiliki Bosnia Herzegovina.
Miralem Pjanic - Bosnia Herzegovina
Kelahiran 2 April 1990 dengan 48 kali penampilan memperkuat Bosnia Herzegovina
Di usia 24 tahun Miralem Pjanis tengah memasuki masa puncak karir sepak bolanya dan telah menjelma menjadi salah satu pemain berkontribusi penting dalam jalinan kesuksesan Bosnia Herzegovina.
Gelandang serang serba bisa itu dikenal dengan kemampuannya mengolah bola, visinya yang luas, ketepatan umpan dan kreativitas tanpa batas.
Ia merupakan salah satu pemain yang paling diincar oleh sejumlah klub raksasa Eropa kala meninggalkan klub yang membinanya, Metz, pada 2008 silam setelah mereka terdegradasi dari kompetisi tertinggi Ligue 1 Prancis.
Pjanic akhirnya bergabung ke Roma melalui Lyon dan bintangnya terus bersinar kian terang sejak berlabuh ke ibu kota Italia itu.
Lebih banyak tumbuh di Luxembourg, tempat ia mengasah bakat sepak bolanya di masa remaja, Pjanic berkesempatan membela negara itu, namun ia bersikeras mewakili tanah air kedua orang tuanya.
Victor Moses - Nigeria
Kelahiran 12 Desember 1990 dengan 17 kali penampilan memperkuat Nigeria
Gesit, tangguh dan berani menghadapi lebih dari satu pemain lawan, Victor Moses bisa bermain dari sayap ataupun di ujung tombak.
Meskipun lahir di Nigeria, ia mencari suaka ke Inggris pada usia 11 tahun setelah kedua orang tuanya terbunuh dalam kerusuhan di tanah airnya.
Moses segera meraih reputasi di dunia sepak bola junior di London bagian Selatan, serta tampil mewakili Inggris di tingkat remaja.
Akan tetapi, Moses, yang karirnya sempat jalan di tempat menyusul kepindahan ke Chelsea dua tahun silam, tidak sabar menantikan tempat di tim senior Inggris dan memutuskan untuk membela tanah kelahirannya pada 2011, walaupun dengan sejumlah alasan membuatnya tidak pernah benar-benar tampil bersama Super Eagles sampai tahun lalu.
Ashkan Dejagah - Iran
Kelahiran 5 Juli 1986 dengan 13 kali penampilan memperkuat Iran
Ashkan Dejagah adalah salah satu dari sekian pesepak bola yang memiliki dwi kewarganegaraan, ia memilih Iran ketimbang Jerman.
Dejagah lahir dari orang tua berkebangsaan Iran di Teheran namun hijrah ke Jerman saat baru berusia satu tahun di tengah runtuhnya Shah dari tahta oleh Revolusi Islam Iran.
Ia bermain untuk tim junior Jerman hingga kelompok umur 21 tahun namun gagal melanjutkan jenjangnya ke tingkat senior.
Maka ketika Iran menawarkan kesempatan bermain pada 2012 dan usianya kala itu sudah 25 tahun, Dejagah memanfaatkan aturan lama FIFA yang membolehkan ia berganti tim nasional meskipun telah bermain untuk Jerman di level U-21 hingga usia melebih 21 tahun.
Perpindahan itu sejauh ini telah berjalan baik bagi Dejagah, yang menjelma menjadi bagian penting dari tim besutan pelatih berkebangsaan Portugal, Carlos Queiroz.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014