Mereka harus dilatih untuk berkreasi maka kami lebih menawarkan cara-cara untuk mereka berkembang dengan apa yang dimiliki oleh merekaJakarta (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno memiliki visi-misi yang cukup jelas, fokus, dan realistis.
Baca juga: Pengamat nilai visi dan misi cagub DKI untuk atasi macet realistis
Terkait pernyataan pasangan Pramono-Rano mengenai penyediaan lapangan kerja, menurut Andrinof, pendekatan dualistik tetap harus dipakai untuk meningkatkan hasil pembangunan, yaitu memberi ruang bagi masyarakat untuk berkreasi namun pemerintah Jakarta beserta aparatnya harus aktif memberdayakan warga.
"Desentralisasi dan pendekatan bawah atas (bottom up) tidak bisa dijadikan pendekatan dominan. Kombinasikan dengan pendekatan yang mengedukasi dan memberi arahan," kata Andrinof.
Baca juga: Ini solusi tiga cawagub entaskan pengangguran Gen Z di Jakarta
Menurut Pramono, potensi ekonomi kreatif Gen Z harus ditimbulkan dan mereka harus bekerja berdasarkan keinginan dan kemampuan mereka. Untuk itu, para Gen Z harus dilatih untuk berkreasi.
"Mereka harus dilatih untuk berkreasi maka kami lebih menawarkan cara-cara untuk mereka berkembang dengan apa yang dimiliki oleh mereka," ucap Pramono.
Pramono juga membayangkan bagaimana jika para Gen Z dilibatkan dari kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif mulai dari hal-hal yang kecil akan menjadi hal yang luar biasa.
"Itu akan menjadi sesuatu income atau pendapatan baru bagi para Gen Z di manapun para Gen Z itu berada" ujar Pramono.
Baca juga: KPU DKI imbau paslon maksimalkan gagasan ketimbang gimik saat debat
Pramono menjanjikan adanya bursa kerja setiap tiga bulan sekali di kecamatan, pelatihan bersertifikat, lowongan kerja terintegrasi di JAKI, bekerja dimanapun (work from anywhere/WFA) untuk ASN, BUMD dan swasta. Selain itu penyediaan layanan penitipan anak (day care) di wilayah kerja dan pusat perkantoran.
Pramono juga menyoroti isu pendidikan di Jakarta yang menyoroti data anak putus sekolah dan ketimpangan penghasilan guru honorer.
Lalu menjanjikan sejumlah solusi, yakni wajib belajar 12 tahun tuntas, Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) sampai lulus kuliah. Selanjutnya pelatihan guru penyandang disabilitas serta beasiswa S2 S3 untuk guru dan dosen.
Di bidang kesehatan, Pramono menjanjikan adanya saluran langsung (hotline center) 24 jam layanan psikolog, persingkat waktu antrean BPJS, penambahan fasilitas kesehatan dan menyediakan RS Apung, kapal ambulan, dan helikopter ambulan di Kepulauan Seribu.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024