Badung, Bali (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mempromosikan potensi parekraf desa-desa wisata yang ada di Indonesia melalui buku "Introducing Indonesia to The World".

Menparekraf dalam keterangan yang diterima di Bali, Senin mengatakan, buku ini menceritakan perjalanannya berkeliling ke desa-desa wisata yang ada di Indonesia yang memiliki potensi parekraf yang sangat kaya dan patut dipromosikan melalui berbagai media, salah satunya lewat buku terbitan Pohon Cahaya ini.

"Indonesia kita memiliki banyak keberagaman dan di buku ini mengupas semua (potensi desa wisata). Mulai dari desa wisata berbasis adat budaya, desa wisata berbasis (pemandangan) alam, pantai, gunung, danau, sungai, persawahan; desa wisata berbasis kuliner; desa wisata berbasis edukasi, konservasi dan lain sebagainya," katanya.

Ia mengatakan, desa-desa yang terangkum dalam buku ini baru sebagian kecil saja, sebab ada 6.016 desa wisata di Indonesia. Maka selain menjadi media promosi, Sandiaga berharap buku ini mampu menjadi inspirasi bagi desa-desa wisata lain untuk menggali parekraf yang ada di daerahnya.

"Kita memiliki 6.016 desa wisata yang berjejaring dalam jaringan desa wisata dan ini adalah produk wisata yang luar biasa yang bisa mendunia dan mampu menciptakan banyak lapangan kerja," ujarnya pula.

Sementara itu, General Manajer Penerbit Pohon Cahaya Sasongko Iswandaru mengapresiasi Kemenparekraf yang telah melibatkan pihaknya dalam memproduksi buku 'Introducing Indonesia to The World'. Menurutnya, upaya membukukan perjalanan kerja semacam ini sangat bermanfaat bagi sektor pariwisata, sekaligus sebagai gerakan literasi, di mana minat baca di Indonesia masih relatif rendah.

Baca juga: Mendes: Niatkan desa wisata untuk menjaga kelestarian alam
Baca juga: Kemenparekraf dukung promosi digital desa wisata NTB melalui Beti Dewi
Baca juga: Kemenparekraf uji coba penerapan desa wisata ramah perempuan di Bali

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024