Kemampuan operasi gabungan TNI masih menjadi tantangan sebab hal itu mengharuskan adanya interoperabilitas antarangkatan.
Jakarta (ANTARA) - Ahli pertahanan dari Semar Sentinel Alman Helvas Ali menilai pembangunan kekuatan TNI ke depan tetap membutuhkan standardisasi datalink yang dapat menghubungkan sistem komando dan kendali yang pada akhirnya mewujudkan interoperabilitas tiga matra TNI.
Alman Helvas Ali menjelaskan bahwa interoperabilitas antarmatra tidak hanya dapat tercipta lewat doktrin operasi gabungan, tetapi harus ada sistem komando dan kendali yang menghubungkan tiga angkatan TNI, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
"Sistem komando dan kendali demikian dapat tercipta apabila TNI memiliki standar datalink dan komunikasi yang sama. Kedua hal itu masih menjadi tantangan saat ini," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Alman menyebut sistem datalink yang menghubungkan tiga matra TNI itu, terlepas dari persenjataan dan sistem komunikasi yang digunakan, merupakan syarat mutlak membangun sistem komando dan kendali yang efektif sekaligus punya daya tahan terhadap ancaman serangan peperangan elektronika.
Menurut dia , keterhubungan itu menjadi penting karena kekuatan yang harus dibangun TNI ialah memastikan kekuatan tiga matranya dapat digabungkan menjadi kemampuan operasi gabungan TNI.
"Kemampuan operasi gabungan TNI masih menjadi tantangan sebab hal itu mengharuskan adanya interoperabilitas antarangkatan," kata ahli bidang pertahanan itu.
Baca juga: TNI ungkap empat tahap pengembangan Sistem Interoperabilitas Kodal
Baca juga: Tantangan Panglima TNI: Interoperabilitas, Sinergisitas, Netralitas
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam amanatnya yang dibacakan dalam sebuah sesi seminar di Jakarta, 26 Agustus 2024, mengungkap empat tahap pengembangan Sistem Interoperabilitas Komando dan Pengendalian (SIK) TNI untuk menggabungkan data-data militer dan kekuatan alutsista tiga matra.
"Tahap pertama berupa pengembangan data militer terintegrasi Puskodal (Pusat Komando dan Pengendalian) TNI dengan datalink yang sedang dilakukan pada tahun ini," kata Pangkogabwilhan II Marsekal Madya TNI M. Khairil Lubis membacakan pidato Panglima TNI dalam acara seminar bertajuk Revitalisasi Industri Pertahanan Darat yang digelar oleh Lemhannas RI.
Ia mengemukakan bahwa tahap kedua pengembangan Sistem Interoperabilitas Kodal (SIK) mencakup integrasi data militer dari seluruh komando utama operasi.
"Tahap ketiga integrasi dengan seluruh alutsista TNI, dan tahap keempat berupa pembuktian konsep interoperability pada operasi gabungan TNI sehingga keterlibatan industri pertahanan darat dalam Sistem Interoperabilitas Kodal TNI sangat diperlukan. Hal ini mengingat industri bagian integral dari strategi pertahanan," kata Panglima TNI dalam pidatonya.
TNI pada tanggal 12 Juni 2024 resmi menerima Sistem Interoperabilitas Kodal (SIK) buatan Scytalys, perusahaan yang fokus memproduksi sistem dan perangkat lunak pertahanan yang bermarkas di Yunani.
Scytalys dalam laman resminya menjelaskan bahwa SIK mendukung interoperabilitas TNI dalam kerangka network-centric warfare (NCW).
Dalam program pengembangan SIK itu, ada juga standardisasi datalink nasional (INDL) yang menjadi pedoman datalink untuk mendukung interoperabilitas TNI, termasuk tiga matranya, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024