Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Paiman Raharjo mengatakan penelitian dan pengembangan (research and development) mengenai potensi desa bisa membantu desa tersebut menjadi maju dan mandiri.

Oleh sebab itu, kata dia, ke depan diharapkan ada banyak penelitian dan pengembangan dalam konteks pembangunan desa. Dengan begitu, desa-desa yang tadinya tidak dilirik masyarakat berubah menjadi desa yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang didasarkan atas hasil penelitian.

“Kami ke depan memang ingin bersinergi dengan perguruan tinggi. Maka kami dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) itu berkolaborasi dengan perguruan tinggi. Perguruan tinggi inilah yang melakukan sebuah riset dan pengembangan potensi desa,” kata Paiman dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Paiman mencontohkan Desa Ponggok di Kabupaten Klaten yang kini dikenal sebagai desa wisata dengan keunggulannya dari pemanfaatan sumber mata air. Ia mengatakan bahwa pengembangan Desa Ponggok menjadi desa wisata itu sebenarnya berawal dari riset yang dilakukan oleh mahasiswa.

Baca juga: Wamendes sebut desa mandiri bertambah lebih dari 17 ribu sejak 2015

Baca juga: Menparekraf meyakini desa wisata di Kaltim maju karena IKN


Paiman juga mengingatkan, masyarakat desa selama ini kerap memiliki pemikiran bahwa dirinya tidak akan maju secara ekonomi apabila menetap di desa. Maka tidak heran, mereka selalu ingin pindah atau urbanisasi ke kota-kota besar.

Untuk mengatasi hal itu, diperlukan pengembangan potensi-potensi desa yang diiringi dengan pembangunan infrastruktur dan penguatan sumber daya manusia (SDM) di desa. Dengan demikian, masyarakat desa dan generasi muda tidak terus-menerus melakukan urbanisasi.

“Desa yang tadinya tidak memiliki nilai ekonomi, begitu diriset dan dikembangkan, kemudian didayagunakan potensi-potensi yang ada menjadi sebuah desa wisata, desa energi, dan sebagainya. Sehingga desa-desa yang tadinya tidak punya nilai ekonomi menjadi nilai ekonomi yang sangat luar biasa,” kata Paiman.

Kemendes PDTT mencatat jumlah desa mandiri bertambah sebanyak 17.029 desa, dari semula 174 desa pada tahun 2015 menjadi 17.203 desa per 7 Oktober 2024.

Selain desa mandiri, status desa lainnya juga mengalami peningkatan dalam hampir 10 tahun terakhir. Jumlah status desa maju kini menjadi 23.063 desa, dari semula 3.608 desa pada 2015. Kemudian jumlah desa berkembang menjadi 24.532 desa, dari semula 3.608 desa pada 2015.

Status desa tertinggal serta desa sangat tertinggal juga menurun. Saat ini tercatat sebanyak 6.100 desa tertinggal, menurun dari semula 33.592 desa tertinggal pada 2015 serta 4.363 desa sangat tertinggal pada 2024 dari sebelumnya 13.453 desa sangat tertinggal pada 2015.

Menurut Paiman, peningkatan jumlah desa mandiri merupakan efek signifikan dari pengucuran Dana Desa sejak tahun 2015 yang didukung dengan adanya Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp609,68 triliun melalui APBN untuk pengembangan ekonomi desa sepanjang 2015 hingga 2024.*

Baca juga: Pemprov sebut 55 BUMDes di Aceh masuk kategori Maju

Baca juga: Gubernur: Tidak ada lagi desa tertinggal di Kalsel 


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024