Hilirisasi tentunya bukan kebijakan yang hanya membawa manfaat pada satu dekade terakhir. Kebijakan ini bakal menjadi tulang punggung industrialisasi sektor pengolahan (manufaktur) dalam negeri yang digadang-gadang sebelum tahun 2045 bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi RI di atas 25 persen.
Dalam peta jalan (roadmap) hilirisasi yang telah dibuat pemerintah, program ini mendatangkan berkah multiplier effect hingga 2040 berupa realisasi investasi mencapai 618 miliar dolar AS, yang terdiri atas 498,4 miliar dolar AS investasi di sektor mineral, 68,3 miliar dolar AS di sektor migas, dan 51,3 miliar dolar AS di sektor perkebunan.
Selanjutnya dalam peta jalan tersebut juga, kontribusi ekspor dari 28 komoditas yang sudah ditetapkan untuk hilirisasi akan menyumbang sebesar 857,9 miliar dolar AS, dengan rasio terhadap PDB sebanyak 235,9 miliar dolar AS.
Sedangkan untuk serapan tenaga kerja, kebijakan hilirisasi bakal menggaet sebanyak 3.016.179 orang, sehingga apabila dihitung dengan rasio pengangguran pada awal 2024 yang mencapai 7,2 juta orang, kebijakan ini akan mengakomodasi hampir setengahnya.
Oleh karena itu untuk meningkatkan dan menjaga kontribusi warisan kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Jokowi ini, pemerintahan selanjutnya diminta konsisten untuk mengimplementasikan program hilirisasi. Sehingga harapan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen, pendapatan per kapita lebih dari 25.000 dolar AS, serta visi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.
Tidak salah jika dikatakan bahwa hilirisasi adalah kunci untuk mengubah potensi menjadi prestasi.