Jakarta (ANTARA) - Ajang tenis internasional untuk junior Sportama ITF J30 kembali digelar dengan spesial sebab turnamen tersebut berhasil meraih penghargaan ITF Tournament Recognition 2024.

Penghargaan dari federasi tenis internasional tersebut pertama kali diperoleh Indonesia dalam menyelenggarakan turnamen tenis tingkat dunia.

Direktur Turnamen Susan Soebakti mengatakan penghargaan tersebut merupakan buah kerja keras semua pihak baik itu petenis maupun pelatih serta perangkat pertandingan dan juga sponsor dan PELTI selaku induk organisasi yang senantiasa mendukung kelangsungan turnamen internasional.

"Sportama ini saya laksanakan dari tahun 2020, kemudian di tahun 2023 kita memperoleh Award ya Alhamdulillah, Puji Tuhan. Ini adalah hasil team work kita semua," kata Susan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Merujuk laman induk organisasi tenis dunia, anugerah ini diberikan kepada event yang berhasil memuaskan setiap orang yang terlibat, terutama para petenis yang bertanding.

Turnamen harus memenuhi tiga kriteria yang ditetapkan ITF, yaitu kepuasan petenis, peninjauan pengawas turnamen, serta kedisiplinan asosiasi nasional setempat. Kesuksesan turnamen tidak dinilai lewat banyaknya petenis yang ikut serta, namun seberapa puas mereka bertanding.

"Tentunya ini luar biasa buat dunia tenis Indonesia, apalagi tenis di Indonesia saat ini sedang happening, dan saya sebenarnya tenis ini sudah merupakan sebuah industri dengan melaksanakan turnamen-turnamen, tentunya tenis sebagai olahraga bisa menjadi industri, apalagi dengan kepengurusan sekarang saya percaya tenis bisa cepat maju," ujar Susan.

Hal senada disampaikan Ketua Umum PELTI Nurdin Halid bahwa penghargaan tersebut dapat menjadi motivasi untuk menyelenggarakan lebih banyak turnamen.

"Sangat bangga dan bahagia serta memberi apresiasi sangat tinggi kepada Ibu Susan. Tentu ini menjadi motivasi bagi seluruh pengurus PELTI untuk terus menggelar turnamen bertaraf internasional. Ini visi misi implementasi PELTI," kata Nurdin.

Menurut Nurdin, tantangan PELTI saat ini adalah meningkatkan peringkat para petenis junior hingga senior, karena keterbatasan akses untuk mengikuti pertandingan.

"Kelemahan itu telah diobservasi oleh PELTI, dan Insya Allha mulai tahun depan saya sudah tugaskan Ibu Susan dengan timnya untuk kita mengikuti pertandingan internasional sebanyak mungkin, dan menggelar pertandingan di dalam negeri sebanyak mungkin," ujar Nurdin.

"Tapi memang ada beberapa aturan yang harus kita penuhi karena tidak mudah kita menyelenggarakan turnamen ITF tanpa mendapatkan kuota dari ITF, dan selama ini kita sudah kurang dipercaya sebetulnya karena banyak wanprestasi daripada PELTI sebelumnya, sekarang sudah mulai kita bangun dengan adanya komunikasi yang baik dengan bidang luar negeri, sehingga sekarang kita sudah mendapat kepercayaan."

Baca juga: Petenis Indonesia boyong juara tunggal putra Detec International
Baca juga: KONI harapkan liga tenis Pelti cetak atlet berprestasi ke level global
Baca juga: Mematangkan ikhtiar untuk menempa generasi muda tenis

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024