semoga pada pertengahan tahun 2025 sudah selesai pembangunan jalan yang menghubungkan Serudong-Sei Menggaris, termasuk penyelesaian pos ICQS
Kuala Lumpur (ANTARA) - Konsul Republik Indonesia Tawau Aris Heru Utomo mengecek persiapan pembangunan jalur darat lintas batas di Serundong, Kalabakan, Sabah, dengan Sei Manggaris, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang akan menghubungkan Indonesia dan Malaysia.

Aris dalam keterangan tertulis diterima di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan jalur konektivitas yang ada di titik A708 itu merupakan jalan yang disepakati bersama oleh kedua pemerintah negara yang akan menghubungkan Indonesia dan Malaysia.

Dari peninjauan, ia mengatakan diketahui pembangunan infrastruktur jalan raya di wilayah Sei Menggaris, Nunukan, telah selesai sedangkan di Serudong, Kalabakan, Malaysia, baru selesai sekitar 500 meter dari titik A708.

Selebihnya masih dalam taraf pembukaan jalan tanah dan persiapan lahan seluas dua hektare (ha) untuk pos Immigration, Custom, Quarantine and Security (ICQS) yang letaknya berada sekitar 500 meter dari titik A708, katanya.

Aris melakukan pengecekan persiapan pembangunan jalur darat lintas batas Indonesia dan Malaysia pada Kamis (3/10) lalu bersama Pejabat Daerah (District Officer) Kalabakan Muhammad Mohd Ali dan Ketua Balai Polis Kalabakan Sersan Mayor Marjumin.

Selain meninjau titik A708 yang terletak antara Serudong di Kalabakan dan Sei Menggaris di Nunukan, ia mengatakan rombongan juga sempat melihat langsung lokasi yang akan dibangun untuk markas ICQS di wilayah Malaysia.

Aris mengatakan mengapresiasi upaya Pemerintah Malaysia untuk mempercepat pembangunan jalan yang nantinya dapat terhubung dengan Sei Menggaris itu.

”Seperti disampaikan Pejabat Daerah Kalabakan Tuan Muhammad, semoga pada pertengahan tahun 2025 sudah selesai pembangunan jalan yang menghubungkan Serudong-Sei Menggaris, termasuk penyelesaian pos ICQS,” ujar Aris.

Harapannya, dengan telah selesainya nanti konektivitas jalur darat yang menghubungkan Serudong dengan Sei Menggaris, maka kerjasama perdagangan di perbatasan akan semakin meningkat dan menguntungkan masyarakat di kedua belah pihak, kata dia.

Secara geografis, Kalabakan merupakan salah satu daerah di Negeri Sabah, Malaysia, yang terletak di bagian barat Tawau, berjarak sekitar 106 kilometer (km) dari Kota Tawau dan berbatasan langsung dengan wilayah Nunukan, Kalimantan Utara, di bavian selatan.

Sebagian besar wilayah Kalabakan terdiri dari hutan simpan (hutan lindung) dan perladangan sawit. Sebagian kecil adalah kawasan perdagangan domestik antar-daerah di Sabah.

Secara administrasi pemerintahan, Kalabakan merupakan daerah administrasi baru yang diresmikan pada 1 Januari 2019, setelah sebelumnya menjadi bagian dari pemerintahan Majelis Perbandaran Tawau (MPT).

Daerah Kalabakan memiliki luas wilayah sebesar 3.885 km dengan jumlah penduduk mencapai 53.700 orang (30,7 persen warga negara Malaysia dan 69,3 persen warga asing).

Untuk mengembangkan daerah Kalabakan, ia mengatakan Negara Bagian Sabah menganggarkan dana sebesar 600 juta ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp2,1 triliun untuk membangun kawasan Bandar Baru Kalabakan seluas 12 ha, dan jalan raya melintasi kawasan empat perusahaan perladangan yaitu Felda Global Venture Sdn Bhd, Sawit Kinabalu Sdn Bhd, Kretam Silimpopon dan Usahawan Borneo Sdn Bhd.

Baca juga: Konsul RI Tawau: 17 anak pekerja migran lanjutkan sekolah ke Kaltara 
Baca juga: Konsul RI Tawau ingatkan lagi soal formula diplomasi 4+1 ke jajarannya
 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024