Yaounde (ANTARA News) - Tim nasional Kamerun akhirnya berangkat untuk mengikuti Piala Dunia pada Senin pagi.
Mereka berangkat setelah mendapat solusi mengenai pembayaran bonus yang membuat mereka sempat melakukan pemogokan dan menolak memasuki pesawat terbang pada Minggu.
Pesawat terbang istimewa yang membawa "Singa-singa Pemberani" meninggalkan ibukota Yaounde pada pukul 5 pagi.
Reuters melaporkan Federasi Sepak Bola Kamerun (FECAFOOT) telah membayar bonus kepada setiap pemain yang berjumlah lebih dari lima juta franc Kamerun (10.400 dolar), sebagai tambahan dari bonus sebesar 50 juta franc Kamerun yang dibayarkan oleh pemerintah.
Pembayaran FECAFOOT sebanding dengan enam persen jumlah yang diterima federasi Kamerun itu dari FIFA untuk partisipasi mereka di Piala Dunia, kata para ofisial.
FECAFOOT harus meminjam uang untuk membayar para pemain sebab pihaknya belum akan menerima uang dari FIFA sampai tiga bulan setelah Piala Dunia berakhir, kata kepala komunikasi Laurence Fotso.
Para pemain menolak untuk meninggalkan hotel mereka di Yaounde pada Minggu untuk penerbangan pukul 08.00 GMT menuju Rio de Janeiro, di mana badan sepak bola FIFA mengatakan mereka diperkirakan akan tiba pada pukul 19.25 GMT.
"Kesepakatan akhirnya tercapai dan saya tidak ingin para pewarta untuk membuat sensasi besar dari keseluruhan cerita," kata pelatih kepala asal Jerman Volker Finke sebelum tim melakukan penerbangan.
"Ini tidak sebesar masalah yang digembar-gemborkan orang-orang."
Presiden sementara FECAFOOT Joseph Owona mengatakan situasi yang ada telah diatasi sepenuhnya.
"Kami memilih untuk transparan. Tidak ada masalah dan saya pikir tim perlu dimobilisasi sehingga semua orang melihat ke arah yang benar dan mereka dapat melakukannya dengan baik."
Kamerun berada di Grup A bersama dengan Meksiko, Kroasia, dan tuan rumah Brazil. Pertandingan pertama mereka akan dimainkan pada Jumat melawan Meksiko.
Pada masa lalu para pemain sepak bola Kamerun pernah menolak bermain karena berselisih dengan FECAFOOT seputar masalah keuangan.
Perjalanan menuju turnamen kali ini pun kerap diganggu ketidaksepakatan mengenai pembayaran yang semestinya diterima tim karena mereka lolos ke Brasil.
(H-RF)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014