Jajak pendapat lain terkait aksi mogok dijadwalkan berlangsung pada Senin pukul 13.00 waktu setempat, setelah aksi demonstrasi di jantung kota Sao Paulo, yang juga diikuti oleh para pekerja tunawisma dan sejumlah perkumpulan pergerakan sosial lainnya.
"Serikat (pekerja metro) telah mengirimkan permintaan resmi kepada Presiden Dilma Rousseff meminta bantuannya membuka kembali perundingan dengan pemerintah kota Sao Paulo yang mengendalikan sistem kereta bawah tanah," demikian pernyataan resmi Serikat Pekerja tersebut sebagaimana dilansir Reuters pada Senin.
Pengadilan setempat pada Minggu (8/6) menjatuhkan hukuman denda sebesar 500.000 real Brasil (setara Rp2,6 miliar) untuk setiap harinya atas pemogokan pekerja sejak Senin.
Pengadilan juga memutuskan aksi mogok itu ilegal, dan membuka jalan kepada perusahaan milik negara pengelola metro Companhia do Metropolitano de Sao Paulo memutuskan hubungan kerja bagi para pekerja yang mogok.
Para pekerja metro menuntut kenaikan gaji sebesar 12 persen, akan tetapi pihak perusahaan hanya memberi 8,7 persen saja.
Akibat sejumlah jalur utama kereta bawah tanah tidak beroperasi sejak Kamis (5/6), arus transportasi di kota terbesar Brasil tersebut menjadi kacau.
Aksi mogok itu bahkan mengharuskan sejumlah petugas FIFA menghabiskan waktu lebih dari dua jam di perjalanan menuju tempat konferensi jelang Piala Dunia pekan lalu, yang akan dibuka dengan pertandingan antara tuan rumah Brasil melawan Kroasia di Sao Paulo pada Jumat (13/6) WIB.
Pada Jumat (6/6) waktu setempat, polisi dilaporkan menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang menghalangi akses menuju salah satu stasiun metro.
Frustrasi akibat janji-janji yang diingkari dan penggelembungan dana pembangunan sejumlah stadion demi Piala Dunia memantik protes skala nasional di Brasil yang mendorong lebih dari sejuta warga turun ke jalan selama turnamen Piala Konfederasi tahun lalu.
Tahun ini, aksi demonstrasi terbesar yang telah terjadi dilakukan oleh kelompok-kelompok tunawisma dan aksi mogok para pekerja yang memanfaatkan isu Piala Dunia demi mendapat respon atas tuntutan mereka.
Penerjemah: Gilang Galiarta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014